Jakarta (ANTARA News) -  Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak berpengaruh pada tarif angkutan umum di Jakarta, khususnya angkot.

Tarif angkot di Ibu Kota tidak mengalami perubahan sejak BBM mengalami kenaikan harga, November 2014. Salah satunya adalah angkot jurusan Tanah Abang-Kota yang masih mempertahankan tarif Rp6.000.

"Belum ada arahan dari Organda untuk menurunkan tarif, jadi kita tetap pasang harga Rp6.000 dari semula Rp5.000," kata Ali Hakim (37), salah satu pengemudi angkot.

Dengan tarif tetap dan turunnya harga BBM jenis premium yang biasa digunakannya, Ali mengaku belum bisa mendapat untung lebih dari pendapatannya.

"Standar aja sih kalau pendapatan, tidak bisa lebih karena kebutuhan sehari-hari juga sudah naik. Pendapatan saat ini bisa dibilang cukup asal setoran jangan sampai naik aja," kata Ali.

Dalam sehari, Ali harus menyetor Rp200.000 pada pemilik angkot, dan Rp70.000 untuk mengisi bensin pada pagi hari dan Rp90.000 pada siang hari karena kemacetan Ibu Kota yang luar biasa sehingga membuatnya memerlukan bensin lebih banyak.

"Yang penting saya mah usaha, mau harga BBM naik atau turun tidak masalah, rejeki sudah ada yang atur. Pagi ini aja, alhamdulillah saya sudah dapat Rp200.000, padahal baru kerja lima jam," kata Ali tersenyum.

Sementara itu, harga tarif angkot yang masih sama meski BBM sudah turun, direspons negatif oleh para penumpang. Sebagian besar menmgeluhkan mahalnya tarif angkot.

"Ongkos angkot sih bukan masalah sopirnya siap atau tidak siap, tapi penumpangnya ini. Harga BBM turun ya harusnya ongkos angkot turun lah, kalau begini caranya saya mending naik motor saja," kata Burhan (40), salah seorang penumpang angkot jurusan Tanah Abang-Kota.

Salah seorang pengguna jasa angkot lainnya, Widia (24), juga mengeluhkan mahalnya tarif angkot yang tak mengikuti turunnya harga BBM.

"Dari awal angkot sepertinya seenaknya menentukan tarif. Tapi dengan naik turunnya harga BBM ke depan, mungkin akan membingungkan perusahaan angkot sih untuk menentukan tarif. Jujur, sekarang tarifnya memberatkan, lebih mahal dari metromini," kata Widia yang sering menggunakan angkot jurusan Kebayoran Lama-Ciputat dengan tarif Rp7.000.

Pemerintah telah memutuskan menurunkan BBM jenis Premium dan Solar. Harga Premium turun dari Rp 8.500/liter menjadi Rp 7.600/liter, sementara Solar turun dari Rp 7.500/liter menjadi Rp 7.250/liter.

Sebelumnya, Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan enggan menurunkan tarif angkutan umum dengan alasan penurunan harga BBM belum signifikan menutupi biaya operasional angkutan umum.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015