Biak (ANTARA News) - Sebanyak 35 kerangka tentara Jepang korban Perang Dunia II yang ada di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, Senin, diserahkan Pemerintah Indonesia kepada pemerintah Jepang. Acara penyerahan diwakili Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Drs Piet Wospakrik, kepada pemerintah Jepang dengan delegasi diketuai Tamagawa Makoto, bertempat di lokasi monumen Perang Dunia II di Desa Anggraidi, Distrik Biak Kota. Tamagawa menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, khususnya jajaran pemerintah daerah bersama masyarakatnya yang turut membantu pengambilan tulang-belulang bekas tentara tersebut. Ia mengatakan pada tahun 1960-an di Provinsi Papua, khususnya Kabupaten Biak Numfor, banyak tentara eks Jepang korban perang dunia II gugur karena sakit, kekurangan makanan dan penyebab lain. "Pemerintah Jepang sangat menghormati jasa-jasa tentara Jepang, karena atas pengorbanan mereka, bangsa Jepang kini sudah maju dan berkembang hingga diakui dunia," katanya. Setiap kerangka tentara Jepang yang gugur di Kabupaten Biak Numfor ditemukan, menurut Tamagawa, pihak pemerintah Jepang akan senantiasa memulangkan tulang belulangnya untuk dibawa ke negaranya. "Kepada tentara Jepang yang menjadi korban Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor, saya mendoakan semoga arwahnya bisa hidup dengan tenang," ungkapnya. Sementara itu, Piet Wospakrik seusai acara, menyatakan harapannya agar kerjasama pemerintah Indonesia dan Jepang ditindaklanjuti dengan bidang lain yang langsung menyentuh kebutuhan daerah, seperti pendidikan, kesehatan, maupun sektor perekonomian. "Kabupaten Biak Numfor yang selama ini selalu membantu pengambilan tulang-belulang tentara Jepang perlu dibantu Jepang dengan program pendidikan, kesehatan dan lainnya," ungkap Wospakrik. Sementara itu, JB Satino, staf Dirjen Kesatuan Bangsa Depdagri, mengakui pengambilan kerangka tulang-belulang tentara Jepang yang dilakukan pemerintahnya, merupakan satu bukti akan perhatian dan penghargaan kepada jasa para pejuang mereka yang gugur di negeri orang. Satino menyebutkan bisa dibawanya kembali tulang-belulang tentara Jepang yang gugur di Provinsi Papua, khususnya dari Kabupaten Biak Numfor, berkat adanya kerjasama kedua negara yang ditandatangani 7 April 1993. Ia juga berharap kerjasama yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dan Jepang supaya lebih ditingkatkan lagi pada bidang-bidang lain, seperti perekonomian, pariwisata, pendidikan dan kesehatan. Acara serah terima dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga yang dilakukan perwakilan pemerintah Jepang Tamagawa Makoto, Sekretaris II Kedubes Jepang Sasashi Masahiro, Wospakrik, dan perwakilan keluarga korban Perang Dunia II, Iwabuchi. Dijadwalkan, Selasa, (28/11) sebanyak 35 abu tentara eks Jepang yang telah dikremasi, selanjutnya akan dibawa ke Jepang melalui Jakarta. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006