Tulungagung (ANTARA News) - Winingsih (28), istri korban AirAsia asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendadak jatuh pingsan saat mencoba mencium peti jenazah suaminya, Marwin Sholeh (50), yang baru tiba di rumah duka di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Jumat (9/1) malam.

Kejadian itu membuat sejumlah kerabat dan warga yang berada di sekitarnya sontak memberikan pertolongan dengan membopong tubuh Winingsih kembali ke dalam kamarnya, agar tidak semakin larut dalam suasana emosional.

Tak hanya Winingsih, kesedihan juga tampak pada ketiga anak Marwin Sholeh serta sejumlah kerabat dan tetangga dekat ahli pengobatan alternatif tersebut.

Sembari berdiri bergerombol di sepanjang jalur yang dilewati peti jenazah dari mobil ambulan ke dalam rumah almarhum Marwin, mereka tersedu-sedan saat peti mati berisi jasad korban AirAsia QZ 8501 itu melintas.

"Kami sudah ikhlas menerima kepergian abah," demikian ucap Syaifudin, salah satu anggota keluarga almarhum Marwin Sholeh.

Peti mati berisi jenazah almarhum Marwin Sholeh tiba di rumah duka di Dusun Panggungpucung, Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban pada Jumat (9/1) malam sekitar pukul 22.15 WIB.

Kedatangannya menggunakan satu unit mobil ambulan dan dikawal satu unit mobil patroli sejak dari RS Bhayangkara Polda Jatim tersebut sempat diwarnai isak tangis kerabat dan warga yang selama ini kenal dekat dengan Marwin semasa hidupnya.

Marwin menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat komersil AirAsia QZ 8501 tujuan Singapura, Minggu (28/12/2014).

Marwin Sholeh dikenal sebagai sosok ahli pengobatan alternatif. Kepergiannya ke Singapura saat insiden kecelakaan pesawat terjadi, juga dalam rangka aktivitasnya tersebut di sejumlah negara tujuan TKI.

Marwin memiliki sejumlah biro jasa layanan pengobatan alternatif di Singapura dan Makau.

Di lingkungan rumahnya di Kecamatan Pucanglaban, Marwin dikenal sebagai tokoh lokal Nahdlatul Ulama. Ia sempat terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri dalam Pileg 2014 dari Partai Golkar, untuk kursi DPRD Tulungagung.

Namun ia kalah suara, sehingga Marwin memilih kembali fokus menjalankan praktik pelayanan kesehatan alternatif.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015