Jakarta (ANTARA News) - Tim penyelam yang berhasil mengangkat bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 semestinya bisa melihat alat perekam data penerbangan (kotak hitam) karena warnanya yang mencolok yakni jingga, kata Ketua Subkomite Penelitian Kecelakaan Penerbangan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Masruri kepada sebuah televisi nasional.

"Apabila black box masih melekat pada ekor atau tempat semula, seharusnya penyelam sudah melihat karena warnanya mencolok," kata Masruri kepada Kompas TV.

Pengangkatan bagian ekor pesawat di Selat Karimata itu dilakukan semenjak pukul 11:00 waktu setempat, diketahui telah berhasil membuat serpihan pesawat itu terangkat di atas air dan ditarik menggunakan crane kapal Crest Onyx.

Masruri menyatakan tim yang bertugas di lapangan masih akan memastikan keberadaan kotak hitam di bagian ekor pesawat.

Jika kotak hitma itu benar masih melekat maka prosedur tindakan selanjutnya adalah menempatkan alat tersebut dalam wadah berisikan air laut.

"Kemudian dibawa ke darat, dicuci, dibersihkan dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air tawar untuk kemudian dibaca di KNKT," kata dia.

Kotak hitam ini terbagi dalam dua bagian yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang nantinya akan dipastikan keberadaannya dan keutuhannya serta apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak.

Masruri memastikan bahwa apabila salah satu dari dua bagian itu tidak ditemukan, maka KNKT tetap tidak akan menunda proses pembacaan dan analisis datanya.

"Kalau FDR dan CVR kondisinya bagus sekali maka sesampainya (perangkat) di KNKT tinggal dibersihkan dan diperiksa apakah berfungsi dengan baik atau tidak, kemudian dikeringkan untuk segera diunduh datanya, kira-kira paling lama tiga jam untuk masing-masing perangkat," katanya.

Akan tetapi untuk menghasilkan analisis yang komprehensif, KNKT memperkirakan sedikitnya waktu 3-4 bulan untuk menggabungkan semua data agar hasil analisis dapat berguna bagi peningkatan keselamatan transportasi.

CVR adalah alat perekam setiap suara yang terdengar di dalam ruang kemudi, termasuk percakapan antara pilot dengan copilot, dengan Menara Pengawas (ATC) juga apabila pramugari berbicara saat memasuki ruang kemudi, sedangkan FDR adalah alat perekam data berbentuk numerik yang nantinya akan diproses menjadi tabulasi untuk dijadikan grafik bahan analisis.



Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2015