Jakarta (ANTARA News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan pertumbuhan kreditnya pada tahun 2007 sekitar 18-20 persen dengan alasan bahwa kondisi ekonomi makro yang semakin baik. "Walaupun belum disetujui oleh dewan komisaris dan pemegang saham, namun melihat indikator ekonomi semuanya baik dan inflasi terjaga, sehingga sepertinya kita akan menargetkan pertumbuhan kredit 18-20 persen tahun depan," kata Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, usai acara pembukaan Konferensi ke-51 Asosiasi Lembaga Pembiayaan Pertanian dan Pedesaan tingkat Asia Pasifik (APRACA) di Jakarta, Senin. Menurut Sofyan Basir, pertumbuhan kredit tahun 2007 yang bila dinominalkan sebesar Rp16 triliun itu akan dapat direalisasi karena BRI mulai memberikan pembiayaan bagi revitalisasi pertanian. Dia mengatakan, untuk penyaluran kredit pertanian tahun 2007, hingga saat ini sudah ada 24 calon debitur yang sudah mengajukan peminjaman dengan total nilai sekitar Rp4 triliun. "Luas arealnya sekitar 120 ribu hektar yang diperuntukkan untuk tanaman kelapa sawit dan tebu," kata Sofyan. Lebih lanjut Sofyan mengemukakan, dengan target pertumbuhan kredit sebesar 18-20 persen itu, maka pertumbuhan pendapatan bersih (net profit growth) BRI tahun 2007 akan mencapai 15-20 persen. Dia mengatakan, pertumbuhan pendapatan bersih itu, sebagian besar akan berasal dari komponen pendapatan bunga kredit. Selain itu komponen pendapatan operasional lainnya (fee based income) juga berperan. "Komponen pendapatan bunga masih mencapai 70-80 persen dari pendapatan usaha. Selain bunga kan ada yang lain yakni fee based income," kata Sofyan. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006