Jakarta (ANTARA News) - PT Kaltim Methanol Indonesia (KMI) siap ekspansi bisnis untuk menambah kapasitas produksi methanol di Indonesia pada tiga tahun mendatang dengan nilai investasi 600 juta dolar AS hingga 800 juta dolar AS.

"Untuk investasi kedua, kapasitas produksinya belum bisa kami disampaikan, karena sangat tergantung pada besarnya kapasitas bahan baku yang tersedia," kata Presiden Direktur KMI Yoshito Suzuki saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Yoshito mengatakan, perusahaan akan memilih lokasi ekspansi yang berdekatan dengan wilayah pabrik pertama yakni di Bontang, yang saat ini memproduksi methanol sebesar 2.200 ton per hari dan merupakan pabrik methanol satu-satunya di Indonesia.

"Kami menyediakan methanol untuk kebutuhan dalam negeri dan juga luar negeri, namun mayoritas saat ini diekspor," kata Yoshito.

Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam mengatakan, investasi kedua KMI akan memperoleh pasokan bahan baku yang sama, yakni dari blok Mahakam. Khayam mengatakan, belum ditentukannya pengelola Blok Mahakam selanjutnya menyebabkan besaran kapasitas yang ditambah belum dapat dipastikan.

"Saat ini belum ditentukan pengelola blok Mahakam, jadi membutuhkan waktu untuk menentukan berapa kapasitas bahan baku yang tersedia," ujar Khayam.

Menurutnya, kebutuhan methanol untuk memproduksi biodisel yakni 1,7 juta kiloliter, di mana ke depan methanol akan menggantikan LPG.

"Rencananya sekitar 200.000 akan digunakan langsung untuk DME, mereka siap berkontribusi di sana,” tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini kebutuhan methanol nasional berkisar 800.000 ton, sedangkan kapasitas produksi KMI sebesar 660.000 ton.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015