Tokyo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan keprihatinan yang sama atas perkembangan masalah uji coba nuklir oleh Korea Utara dan sepakat untuk bersama mencari solusi masalah itu. "Dalam masalah Korut, kita berbagi keprihatinan yang mendalam atas peluncuran rudal dan pernyataan pelaksanaan uji coba nuklir oleh Korut baru-baru ini dan mengokohkan kerja sama agar pihak Korut melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB," kata PM Abe dalam jumpa pers bersama Presiden Yudhoyono usai pertemuan bilateral kedua pemimpin negara itu di kantor PM Jepang Tokyo, Selasa malam. PM Abe juga mengatakan bahwa Jepang dan Indonesia juga sepakat bahwa Korut perlu menanggapi masalah yang menjadi keprihatinan kemanusiaan termasuk penculikan warga Jepang oleh Korut. Sementara Presiden Yudhoyono mengatakan turut prihatin atas permasalahan di Korut dan mengharapkan masalah tersebut bisa segera diselesaikan dengan baik sesuai harapan bersama. "Menyangkut Korea Utara, kita juga punya keprihatinan yang sama, dengan harapan agar betul-betul pemasalahan di semenanjung itu bisa diselesaikan dengan baik dan apa yang disampaikan PM Abe merupakan pikiran kita untuk merespons perkembangan di Korut dengan harapan mendapat solusi yang terbaik," katanya. Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin pemerintahan menandatangani kesepakatan yang disebut "Kerja sama Strategis untuk Kedamaian dan Kesejahteraan Masa Depan" dengan menekankan kerja sama strategis untuk memperdalam dan memperluas hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan juga untuk membuka kesempatan baru meningkatkan kerja sama nyata di berbagai bidang. Kerja sama juga menyangkut kontribusi pada perdamaian internasional, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan Asia dan sekitarnya. Serta mengenai hubungan yang erat dalam menghadapi tantangan baru seperti masalah flu burung, terorisme, bencana alam dan kejahatan transnasional. Turut mendampingi Presiden Yudhoyono antara lain Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri luar negeri Hassan Wirajuda, dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Jusuf Anwar.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006