Bandung (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) saat ini sedang membahas desain untuk Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) Bandung.

"Kita juga sudah tugaskan staf khusus untuk berdialog dengan MPR terkait pembahasan desain museum KAA," kata Sekjen Kementerian Luar Negeri RI Y Kristiarto S Legowo, di Kota Bandung, Selasa.

Ditemui usai melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, di Gedung Sate Bandung, ia mengatakan rencana pembahasan desain baru untuk museum tersebut dilakukan terkait Peringatan Ke-60 KAA pada April 2015.

Ia mengatakan, Kemenlu juga melibatkan Badan Pemeriksaan Keuangan untuk membahas MoU baru tentang pengelolaan bersama Gedung Merdeka Bandung.

"MPR, kami dan Pemprov Jabar perlu merancang MoU baru biar semuanya jelas. Kemudian melibatkan BPK juga biar tidak disalahkan dalam hal penggunaan anggaran," katanya.

Sementara itu, terkait pertemuan yang dilakukan dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, ia menuturkan, Kemenlu dan Pemprov Jabar berharap ke depannya peringatan KAA bukan hanya sebatas peringatan semata.

"Pak Wakil Gubernur tadi juga menyampaikan bagaimana kita bisa memaksimalkan momentum itu bukan hanya peringatan saja, tapi dalam sembilan tahun ke depan bagaimana kita mengisinya," kata dia.

Ketika ditanyakan tentang persiapan dan siapa saja kepala negara yang hadir dalam Peringatan Ke-60 KAA, ia menyatakan belum menerima konfirmasinya.

"Kalau untuk konformasi kehadiran, biasanya ada yang langsung memberikan konfirmasi, ada yang satu atau dua minggu sebelumnya. Itu tergantung keputusan mekanisme masing-masing negara," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang sedang berada di Malaysia untuk menghadiri Konferensi African Union juga akan menyerahkan langsung undangan kepada negara-negara Afrika yang menjadi peserta Peringatan KAA.

"Lalu kedepannya pemerintah Indonesia juga akan mengirimkan utusan khusus untuk menyampaikan undangan tersebut kepada negara Asia dan Afrika," katanya.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015