PBB, New York (ANTARA News) - PBB telah menyelidiki 319 personel pemelihara perdamaian terkait kasus pelecehan seksual sejak 2004 dan menjatuhkan sanksi disipliner terhadap 179 prajurit, warga sipil, dan polisi yang terlibat tindakan tersebut. "Telah jelas bahwa kami telah menggandakan upaya kami sehubungan dengan itu guna mencegah tindakan ini terjadi, menjatuhkan hukuman disipliner atas mereka yang bertanggung jawab dan berusaha memberi bantuan kepada korban," kata jurubicara PBB Stephane Dujarric. Tuduhan pelecegahan seksual telah muncul selama beberapa dasawarsa dalam misi pemelihara perdamaian PBB dan di kalangan warga sipil serta staf lain kemanusiaan, Badan dunia tersebut baru secara sungguh-sungguh memburu para pelakunya dalam dua tahun terakhir, setelah laporan mengenai pelecehan secara luas di Republik Demokratik Kongo (DRC)--tempat Badan Dunia itu menempatkan sebanyak 17.000 personil. "Kami telah membuat kemajuan dalam masalah ini, tapi kami tentu saja memiliki cara untuk melakukannya," katanya. Sejak Januari 2004, PBB telah menyelidiki 319 personil militer dan sipil dalam semua misinya. Itu semua telah menghasilkan pemecatan 18 staf sipil dan pemulangan dengan dasar tindakan disipliner atas 17 personil polisi dan 144 personil militer, kata Dujarric. Para pejabat PBB menyatakan kebanyakan prajurit, yang disumbangkan oleh berbagai negara, tak dapat dikenakan tindakan disipliner tapi hanya diusir dari misi dan dipulangkan. Maret 2005, duta besar Jordania di PBB menulis laporan untuk mengusulkan agar prajurit yang dituduh melakukan pelecehan segera diseret ke pengadilan militer di negara tempat pelanggaran dikatakan telah terjadi. Namun pengadilan semacam itu jarang dilakukan. Dujarric mengatakan PBB mengandalkan negara pemberi bantuan untuk menjatuhkan hukuman disipliner atas personil mereka --yang sekarang mencapai 90.000 personil-- dan berusaha meyakinkan orang yang dipulangkan dikenakan hukuman disipliner. Haiti dan Liberia Masalah muncul Kamis, karena laporan BBC mengenai pelecehan yang berlanjut di Haiti dan di Liberia --tempat terdapat 15.000 prajurit pemelihara perdamaian. Dujarric mengatakan satu kasus yang disebutkan BBC di Haiti terjadi pada November 2004 dan tuduhan sekarang dimasukkan dalam dua penyelidikan PBB. Peristiwa di Liberia terjadi pada 15 November, tapi Misi PBB di Liberia menyatakan, "Tak seorang pun memberi mereka keterangan apa pun." Menurut dokumen BBC, lebih dari satu remaja di Haiti mengatakan mereka telah diperkosa atau ditawari makanan untuk diajak berhubungan seks, dan telah melaporkan pelecehan oleh pasukan pemelihara perdamaian di luar gerbang istana presiden di Port-Au-Prince. Tiga orang di dalam kendaraan yang memiliki tanda PBB, katanya, juga terlihat mengumpulkan pekerja seks komersial, tindakan yang dilarang. Di Kongo, PBB telah melarang stafnya berteman dengan gadis dan perempuan setempat. Namun di tempat lain, kasusnya berbeda. Masalah tersebut cukup serius sehingga PBB, Senin, berencana mengadakan pertemuan tingkat tinggi guna membahas masalah itu, demikian Reuters.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006