Bengkulu, (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, kini tengah menyelidiki kematian gajah jantan muda di Desa Tunggang dalam areal perkebunan plasma kelapa sawit PT Agricinal di Kabupaten Muko Muko atau sekitar 160 Km dari kota Bengkulu. Kalau dari hasil penelitian dan otopsi ada yang sengaja membunuh gajah tersebut pelakunya akan diproses secara hukum, kata Kepala BKSDA Provinsi Bengkulu Ir Yohanes Sudarto ketika dihubungi ANTARA, Jumat (1/12). Gajah malang itu mati Kamis malam sekitar 00.00 WIB, setelah ditemukan dalam keadaan kritis di siang harinya, namun kini tengah dilakukan otopsi terhadap gajah yang mati tersebut. Dugaan sementara kematian gajah itu disebabkan indikasi memakan racun, namun sampai sekarang belum bisa dipastikan apakah memakan racun atau terjangkit penyakit hewan. "Kita masih menuggu hasil autopsi dari tenaga medis hewan, karena tim masih memproses asal kematian gajah tersebut," ujarnya. Ketika ditemukan, kondisi anak gajah liar itu sangat memprihatinkan dalam posisi tertelungkup dan kriti, di sekitarnya berserakan tanaman sawit muda yang tercabut seperti baru habis dimakannya. Petugas medis telah berusaha memberikan pertolongan pertama yakni dengan memberikan infus RL, antibiotik, dexamethason, flunixamine, biosolamine dan hemathopan, namun tidak tertolong. Kemungkinan infus berisi cairan obat itu tidak mampu menawarkan racun yang telah dilahapnya bersama pucuk kelapa sawit muda yang dimakannya. Berdasarkan laporan dari lapangan menyebutkan, gajah malang diduga tertinggal dari delapan gerombolan gajah liar lainnya, sedangkan beberapa hari terakhir gangguan gajah liar di wilayah itu terus terjadi. Gajah-gajah liar seringnya menganggu tanaman kelapa sawit petani di Muko Muko, dan BKSDA bersama Pemda setempat sering melakukan pengusiran dengan gajah latih dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Sebelat. Dalam beberapa bulan terakhir masyarakat pemilik kebun kelapa sawit di wilayah itu merasa resah akibat serangan gerombolan gajah yang merusak puluhan hektare areal tanaman kebun kelapa sawit rakyat.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006