Surabaya (ANTARA News) - Pengucuran kredit di enam wilayah kecamatan di Sidoarjo, Jatim, berluapan lumpur Lapindo Brantas Inc kini dalam pantauan khusus Bank Indonesia (BI), karena cukup beresiko dalam kelancaran kolektibilitasnya. "Hanya enam kecamatan di Sidoarjo yang ditetapkan BI dalam pantauan khusus. Sedangkan untuk lainnya, perbankan tetap harus menyalurkan kredit seperti biasanya," kata Kepala BI Surabaya, Lucky Fathul Aziz, di Surabaya, Jumat. Enam kecamatan di Sidoarjo yang kini dinyatakan dalam pantauan khusus BI itu adalah Kecamatan Porong, Tanggulangin, Jabon, Krembung, Tulangan dan Candi. Imbauan BI tersebut dikeluarkan menyusul adanya keluhan sejumlah nasabah yang ditolak bank karena mereka menggunakan tanah dan bangunannya untuk agunan. Sementara itu, Kepala Bidang Ekonomi dan Moneter BI Surabaya, Amril, menambahkan, luapan lumpur Lapindo yang hingga kini belum bisa teratasi, telah menimbulkan potensi kerugian terhadap bank umum di Sidoarjo. Menurut data, baki debet kredit yang berpotensi terkena resiko luapan lumpur Lapindo Brantas Inc hingga triwulan III/2006 sebesar Rp208,81 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 3.836. Kredit yang terancam resiko itu relatif kecil, hanya 2,58 persen dari total kredit yang disalurkan di wilayah Sidoarjo atau 0,30 persen dari total kredit di Jatim. Sebagian kredit yang beresiko terkena dampak lumpur Lapindo, diperkirakan akan menurun tingkat kolektibilitasnya dan bisa menimbulkan kredit bermasalah. Pada kesempatan terpisah, pengurus DPD Real Estat Indonesia (REI) Jatim, Sony Wibisono, menyatakan protes dan berharap BI tidak gegabah mengeluarkan imbauan seperti itu, sebab kecamatan-kecamatan yang dinyatakan dalam pantauan khusus itu banyak dibangun perumahan oleh pengembang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006