Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP), Megawati Soekarnoputri, agaknya sulit menerima kekalahan PDIP dalam Pemilihan Presiden 2004, apalagi yang mengalahkan adalah "partai abu-abu" yang belum lama didirikan. "Bagaimana partai baru bisa melibas partai yang sudah lama berdiri? Kalau dikalahkan oleh NU dan PKB bisa dipahami, ini dikalahkan oleh partai abu-abu," katanya di Surabaya, Jumat malam. Presiden RI periode 2001-2004 itu menyampaikan kegundahannya tersebut saat melakukan pertemuan tertutup dengan pengurus DPC dan DPD PDIP se-Jatim yang berlangsung di Rumah Makan Taman Apsari, Surabaya, yang turut dihadiri Sekjen DPP PDIP, Pramono Anung, dan Ketua DPP PDIP, Sutjipto. Megawati mengatakan, kekalahan PDIP di Pilpres 2004 di sejumlah daerah di Jawa Timur tidak masuk akal, karena daerah-daerah, seperti Trenggalek, Gresik, Mojokerto, Lumajang, dan Nganjuk dari dulu merupakan basis PNI yang berfusi dalam PDIP. Dia menuding, para caleg lupa memperjuangkan dirinya menjadi Presiden setelah mereka dipastikan menjadi anggota DPR/DPRD. "Mereka tidak mau berjuang dalam Pilpres, karena menganggap Pilpres itu urusan rakyat," katanya. Oleh karena itu, Megawati menegaskan, kalau kinerja para pengurus tidak maksimal, maka dirinya akan berpikir dahulu untuk dicalonkan dalam Pilpres 2009, kendati sudah menjadi amanat Kongres PDIP di Bali. Ia juga mengungkapkan, kalau rakyat "mabuk", maka kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) partai juga "mabuk". "Mereka pongah setelah menjadi anggota DPR. Bisa dibayangkan suara kita hilang seribu orang. Kemana suara kerakyatan kita? Kemana semangat kita?," katanya. Megawati pun menyadari kalau dirinya merupakan ketua partai paling senior di Indonesia, namun memiliki anggota dan pengurus yang tidak bisa diatur. "DPP saya juga goblok-goblok," ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Megawati juga mengingatkan fungsi parpol. "Apa sebenarnya fungsi parpol? Saya ingatkan fungsi parpol adalah mendengarkan dan menyalurkan aspirasi rakyat. Saya paling nggak sabaran kalau organisasi saya ndak jalan," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006