Mataram (ANTARA News) - Berdasarkan informasi dari pengamat meteorologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Bandara Selaparang Mataram, Mahfud Hidayat, Minggu sekitar 09.07 Wita, telah terjadi gempa susulan berkekuatan 5,3 pada Skala Richter pada posisi 878.77 Lintang Selatan (LS) dan 118.82 Bujur Timur (BT). Menurut Machfud, pusat gempa berada di darat dengan kedalaman sekitar 33 kilometer di sebelah tenggara Raba, Bima, sehingga getaran yang dirasakan di sekitar Kota Raba (Bima) hanya 2 - 3 Modified Mercalli Intencity (MMI). Dengan data seperti itu, katanya, maka gempa susulan setelah sebelumnya terjadi Jumat (1/12) malam, tidak berpotensi menimbulkan tsunami yang sejak gempa pertama cukup mengkhawatirkan warga masyarakat setempat. Mengenai informasi adanya gempa susulan itu, Camat Rasanae Timur, Drs. M. Nur H Majid, mengatakan secara umum masyarakat tidak ada yang merasakan getaran gempa susulan, mungkin getarannya lebih kecil dibanding sebelumnya. Sementara itu, gempa berkekuatan 5,8 SR yang mengguncang Kota Bima dan Kabupaten Bima Jumat (1/12) sekitar pukul 22.15 Wita dilaporkan menelan satu korban jiwa, 14 orang lainnya menderita luka-luka dan puluhan rumah rusak berat. Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan satu korban meninggal dunia adalah Siti Sia Abdullah (62), warga Kampung Kendo, Kelurahan Penanae, Kota Bima, yang diduga meninggal dunia akibat merasa terkejut dan kebetulan memiliki riwayat penyakit jantung. Pada saat gempa berkekuatan 5,8 SR dengan pusat gempa berada di 8.38 derajat Lintang Selatan (LS) dan 118.80 derajat Bujur Timur (BT), 10 kilometer timur laut Raba Bima NTB, dengan kedalaman 57 kilometer, korban berlari keluar rumah menyelamatkan diri, namun ketika keluar dari pintu terjatuh sehingga beberapa giginya rontok dan beberapa menit kemudian korban meninggal dunia. Selain satu korban meninggal dunia, menurut laporan sementara, 14 orang lainnya menderita luka-luka, namun tidak ada yang menjalani rawat inap, semua korban hanya sempat menjalani rawat jalan di RSUD Bima. Belum ada laporan resmi dari Pemerintah Kota Bima dan Kabupaten Bima mengenai jumlah korban jiwa maupun luka-luka termasuk jumlah bangunan yang rusak akibat bencana gempa tersebut. Menurut data sementara, puluhan bangunan rumah rusak berat dan ringan, di antaranya ada rumah yang hancur tertimpa batu gunung seberat satu ton lebih, yakni milik Abdurrahman, warga Kelurahan Lampe, Kota Bima. Kepala Sub Dinas (Kasubdin) Organisasi Bantuan Sosial Kabupaten Bima, H.M. Rafidin, mengemukakan kecamatan yang mengalami kerusakan cukup parah akibat gempa adalah Kecamatan Bolo dan Soromandi. Berdasarkan hasil pendataan sementara, jumlah bangunan rumah rusak berat khusus di Kecamatan Bolo tercatat 36 rumah dan 12 rumah di Kecamatan Sooromandi, sementara dari 16 kecamatan lainnya belum ada laporan yang masuk. "Kita akan terus melakukan pendataan untuk mengetahui secara pasti jumlah bangunan rumah yang rusak," katanya. Sementara penyaluran bantuan untuk para korban gempa di Kota Bima dan Kabupaten Bima, Rafidin mengatakan, pihaknya akan segera menyalurkan bantuan terutama bahan makanan, beras sebanyak tiga ton telah disiapkan. "Setelah mendapat data pasti mengenai jumlah korban kita akan menyalurkan bantuan bahan makanan, sudah ada stok beras sebanyak tiga ton, saya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Propinsi NTB," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006