Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang Tata Air mengungkapkan infrastruktur pengendali genangan untuk menghindari banjir di Jakarta yang ada saat ini membutuhkan perombakan besar.

"Jika melihat banjir di Ibu kota kemarin, setelah dievaluasi, itu akibat curah hujan mengguyur Jakarta sejak minggu malam yang tidak dapat tertampung lagi oleh infrastruktur kita," kata Kepala Dinas PU bidang Tata Air Agus Priyono di Jakarta, Selasa.

Agus menjelaskan daya tampung infrastruktur pengendali genangan seperti saluran air atau drainase, waduk dan sistem pompa yang tidak mencukupi untuk menghadapi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terus-menerus seperti hari Senin kemarin (9/2).

"Daya tampung infrastruktur di Jakarta saat ini hanya untuk tangkapan hujan dengan intensitas 50 hingga 60 milimeter (mm), jika lebih dari itu tidak akan tertampung. Dengan kondisi aliran yang tidak terserap itu menyebabkan over capacity," katanya.

Lebih lanjut, Agus mengatakan jika curah hujan dengan intensitas seperti yang terjadi kemarin atau lebih, maka harus segera dilakukan evaluasi seberapa sering terjadinya hal tersebut.

"Jika sering terjadinya, maka harus merombak besar-besaran mulai dari disain dan membangun infrastruktur baru yang lebih mampu menampung air dalam jumlah besar," ujarnya.

Agus mencontohkan genangan yang tidak mampu terserap di Jalan MH Thamrin oleh 11 pompa yang berada atau terhubung ke lokasi banjir tersebut, karena hujan yang terus mengguyur Jakarta selama lebih dari 12 jam.

Keadaan tersebut juga diperparah oleh banjir rob karena pasang laut yang termonitor di Pos Pasar Ikan karena sarana dan prasarana pengendalinya baik itu pompa, tanggul pantai dan normaliaasi belum juga rampung.

"Master Program penanganan banjir dari hilir ke hulu belum selesai. Di hilir akan dimulai pembangunan enam rumah pompa besar, tanggul laut dan normalisasi uang dimulai tahun ini," ucapnya.

Pompa besar tersebut akan dibangun tahun 2015 ini di Kamal, Angke, Muara Karang, Marina Sunter Hilir, dan Sentiong Muara yang diperkirakan akan rampung dalan dua atau tiga tahun namun tergantung kondisi lapangan.

Tanggul pantai juga mulai dibangun tahun 2015 ini dan diutamakan di daerah rawan untuk efisiensi anggaran. Sedangkan normalisasi sungai yang sudah dimulai jauh-jauh hari dari hilir ke hulu juga ada kendala relokasi hunian yang membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya.



Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2015