Jakarta (ANTARA News) - Banjir di Jakarta terjadi akibat kapasitas drainase di kawasan ibu kota tidak memadai dalam menampung curah hujan berintensitas tinggi.

"Fakta-faktanya adalah hujan yang turun Minggu (8/2) malam sampai Senin (9/2) sore adalah curah hujan yang sangat tinggi," kata Plt Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mudjiadi dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, tingkat curah hujan yang paling tinggi tercatat di kawasan Jakarta Utara seperti di Tanjung Priok yang konsentrasi curah hujan hingga di atas 360 mm.

Di Setiabudi sebesar 220 mm dan di Krukuthulu sebesar 190 mm. Sementara hujan yang jatuh di sekitar Katulampa hanya 77 mm dan di Bogor 60 mm.

Mudjiadi mengungkapkan, kapasitas drainase Jakarta diperkirakan hanya bisa menanggulangi hujan 80-100 mm.

"Meski dalam keadaan bagus, drainase tidak akan mampu menampung itu, pasti akan ada genangan," katanya.

Ia juga menyorot masih banyaknya daerah resapan yang sekarang telah menjadi pembangunan gedung seperti kawasan perkantoran dan mal atau pusat perbelanjaan.

Karena sekarang semua daerah resapan tertutup atau menjadi beton, ujar dia, maka air akan terjatuh ke jalan yang lebih rendah sehingga banyak genangan di jalan.

"Fenomena ini berbeda dengan tahun-tahun dulu karena masalahnya berbeda, bukan karena meluapnya kali Ciliwung," katanya.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2015