Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koperasidan UKM menggelar lagi promosi produk UKM, terutama UKM yang bergerak di bisnis furniture, ceramic, dan art pada 6-10 Desember 2006 di gedung pusat promosi produk UKM (Smes`co). "Ada sekitar 200 UKM yang akan berpartisiasi dalam pameran tersebut," kata Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Sri Ernawati dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa. Dalam pameran itu akan dipamerkan produk-produk unggulan KUKM furniture, ceramics dan lukisan yang bernuansa etnik dan dipadu-padankan dengan produk sejenis yang bernuansa modern dalam satu konsep galeri dan diperkuat dengan aksen lukisan fine art maupun repro yang harmonis. "Produk lukisan dari UKM kita ternyata memiliki potensi ekspor. Beberapa sentra lukisan di Bandung dan Yogyakarta telah mampu menembus pasaran ekspor," kata Sri Ernawati yang didampingi oleh Asisten Deputi Emilia. Di samping gelar produk, SME`sCO Furniture, Ceramics & Arts 2006 akan didukung oleh berbagai kegiatan penunjang yang sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha KUKM seperti Workshop dan Temu Bisnis, Sarasehan Himpunan Pekerja Seni, dan lelang lukisan, chrismast sale, lomba mewarnai dan lain sebagainya. "Workshop dan temu bisnis akan diadakan pada 7 dan 8 Desember 2006 akan diikuti oleh sekitar 100 peserta yang menghadirkan pembicara antara lain, Direktur Bank Mandiri, Ketua Asmindo, Apkindo, IFC Fensa, Deputi bidang pembiayaan, deputi pemasaran dan jaringan usaha serta dinas kehutanan," tambah Sri Ernawati. Dalam workshop dan temu bisnis ini akan dibahas juga masalah krisis pasokan kayu bagi para pengusaha UKM. "Dalam sarasehan nanti, kami akan informasikan mengenai kayu alternatif yang bisa digunakan untuk bahan furniture, misalkan kayu karet, kayu tanaman industri, kayu pohon mangga, atau menggunakan bahan plastik yang sudah banyak digunakan para pengusaha furniture Cina, Taiwan, dan Jepang," katanya. Asisten Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Emilia mengungkapkan ekspor produk furniture tahun 2005 mencapai 1,7 miliar dolar AS, sedangkan Indonesia mengimpor produk furniture senilai 40 juta dolar AS, dimana dipasok terbesar dari negara Jepang dan Cina.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006