Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR RI mendukung sikap pemerintah memanggil pulang Dubes RI di Brasil dan memanggil Dubes Brasil di Jakarta ke Kemlu untuk menyampaikan protes keras. 

"Sikap Pemerintah sudah benar. Oleh karenanya patut didukung. Pemberian credential adalah hak negara akreditasi tapi pembatalan penyerahan kepada Dubes kita di saat yang bersangkutan sudah berada di istana keperesidenan bersama dengan dubes-dubes lain adalah pelecehan diplomatik, oleh karenanya patut kita protes keras," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya di Jakarta, Sabtu. 

"Tindakan emosional yang diambil Pemerintah Brasil akan memperburuk hubungan bilateral kedua negara dalam berbagai bidang," kata Tantowi.

Dia mengemukakan, pada tahun anggaran 2009-2014, Indonesia memesan pesawat Super Tucano untuk mengawasi garis pantai kita dari Brasil. 

"Kita juga memesan Multi Launcher Rocket System (MLRS)," kata politisi Golkar itu. 

Dia mengemukakan, Komisi I DPR RI bersama Kementerian Pertahanan akan mengevaluasi kerja sama tersebut jika Brasil tidak mengubah sikap. 

"Begitu juga di bidang perdagangan, sebagai salah satu penghasil daging terbesar di dunia, Brasil saat ini sedang berusaha memasukkan dagingnya ke Indonesia. Mereka tahu besarnya kebutuhan kita akan daging," kata Tantowi.

"Dari dua bidang itu saja, saya menilai Brasil dalam posisi yang lebih membutuhkan kita," katanya. 

"Oleh karena itu, Indonesia yang sedang dalam posisi darurat narkoba, meminta pemerintah tidak boleh takut apalagi tunduk oleh tekanan-tekanan seperti yang sedang ditunjukkan oleh Brasil dan Australia saat ini," demikian Tantowi Yahya.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2015