Stockholm (ANTARA News) - Pemenang Hadiah Nobel Kesusasteraan 2006, Orhan Pamuk, menyatakan di Stockholm, Rabu, dirinya merasa sedih dengan kondisi hubungan antara Uni Eropa (UE) dan negara asalnya Turki. "Sangat disayangkan dalam dua tahun belakangan ini, antusiasme bagi masuknya Turki ke blok tersebut meredup di Eropa dan Turki," kata pengarang itu dalam jumpa pers di Stockholm. "Itu membuat saya sedih," tambahnya, sebagaimana dikutip AFP. Pamuk berada di ibukota Swedia untuk menerima Hadiah Nobel yang akan diselenggarakan dalam upacara resmi Minggu. Masuknya Turki ke UE "baik bagi Eropa karena benua itu akan menjadi kian toleran dan multikultural, ini baik bagi demokrasi, ekonomi dan rakyat Turki," ujar Pamuk. Bergabungnya Turki ke dalam blok itu juga akan mendatangkan manfaat pada dunia yang lebih luas, kata pengarang itu. "Itu baik bagi dunia karena akan menjadi contoh tak adanya perbenturan peradaban, melainkan keharmonisan antara berbagai peradaban," katanya. Dalam jumpa pers itu Pamuk memperbincangkan karyanya sebagai penulis dan kehidupan sebagai pemenang Nobel. Saat ditanya soal kunjungan Paus Benediktus XVI ke Turki pada pekan lalu, Pamuk menjawab pendek, dengan menyatakan "kunjungan berlangsung baik. Mari kita lupakan saja." (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006