Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memperkirakan, pertumbuhan ekspor tahun depan dapat mencapai 10-15 persen jika investasi mengalami peningkatan. "Kalau kita mau konservatif rangenya RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) 8 persen, minimum 10 persen, rangenya bisa 10-15 persen tapi syaratnya investasi harus naik," kata Mari usai mengikuti rapat mengenai investasi dan ketenagakerjaan di Departemen Keuangan, Kamis. Mendag menjelaskan, kinerja ekspor produk yang berbasis komoditi primer masih tetap baik, walaupun prediksi harga akan menurun sedikit karena melambatnya perekonomian dunia. "Pasar Cina dan India tidak akan mengalami terlalu banyak perubahan karena pertumbuhannya tinggi, di luar itu produk manufakturing ekspornya berkaitan erat dengan investasi," ujarnya. Mendag berharap investasi mulai semakin membaik pada 2007 untuk keberlanjutan industri manufaktur. "Walaupun sekarang sudah relatif baik (industri manufaktur--red) tapi tanpa investasi baru sulit untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor," tambahnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas Indonesia selama Januari-Oktober 2006 mencapai 64,67 miliar dolar AS atau meningkat 17,88 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada ekspor hasil pertanian yakni sebesar 17,88 persen. Sedangkan ekspor hasil industri dan tambang lainnya naik masing-masing 14,65 dan 42,52 persen. Sementara, nilai ekspor non-migas Oktober sebesar 7,13 miliar dolar AS turun 0,81 persen dibanding September. Penurunan terbesar terjadi pada ekspor mesin/peralatan listrik yakni 187 juta dolar AS, sedangkan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati mengalami peningkatan 338,3 juta dolar AS. "Pertumbuhan yang turun, bukan ekspor, itu `seasonal patern`, kuartal terakhir memang terjadi pelambatan karena pembelanjaan di akhir tahun barang masuk sebelum itu, jadi kuartal pertama biasanya kembali meningkat,ini pola musiman normal kalau terjadi penurunan," jelasnya, Mendag tetap optimistis pertumbuhan ekspor year on year 2006 masih bisa mencapai 15-17 persen. "Sekarang trendnya masih 17 persen, akhir tahun bisa mendekati 100 miliar dolar AS. 16 persen saja bisa mencapai 97 miliar dolar AS. PR kita bagaimana mempertahankan pertumbuhan itu tahun depan," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006