Brussel (ANTARA News) - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. DR Din Syamsuddin, menegaskan bahwa Islam selama ini memainkan peranan penting dalam memajukan demokrasi di Indonesia. "Dapat dikatakan bahwa demokrasi di Indonesia tidak akan berjalan tanpa partisipasi masyarakat Muslim," katanya dalam seminar "Perspektif Indonesia: Pluralisme dan Demokrasi" yang diselenggarakan Uni Eropa (UE) di Brussel, Belgia, Kamis. Din mengatakan, Islam bukanlah ancaman bagi demokrasi dan sesungguhnya nilai-nilai demokrasi sesuai dengan ajaran Islam, sekalipun terdapat polemik di antara para pemikir politik Muslim, apakah Islam pro demokrasi atau tidak. "Namun demikian, banyak ayat-ayat Al Quran dan sunah Nabi yang mendukung nilai-nilai demokrasi. Pada kasus Indonesia, banyak para pemikir politik Muslim dan aktivis yang telah menyarankan demokrasi sebagai bentuk terbaik dalam pemerintahan," katanya. Din mengatakan bahwa para pemimpin Muslim dari dua organisasi massa terbesar Islam di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), telah berulangkali menyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar negara merupakan hal yang final. Masyarakat Islam di Indonesia telah berkomitmen untuk memastikan adanya demokrasi pluralistik dengan di dalamnya Islam memainkan suatu peranan penting untuk memantapkan demokrasi. Menurut dia, organisasi Muhammadiyah dan NU selama ini memainkan peranan penting sebagai kelompok masyarakat madani yang super, suatu mega-Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di dalam mengampanyekan pemerintahan yang baik. "Sebagai contoh, Muhammadiyah dan NU telah mendirikan, sejak tiga tahun lalu, suatu gerakan moral anti-korupsi. Selain itu, melalui ribuan sekolah dan perguruan tingginya dan melalui organisasi kepemudaannya yang mandiri, Muhamadiyah mengajarkan pendidikan tanpa kekerasan," katanya. Peranan Islam di dalam memperkuat demokrasi di Indonesia telah dibentuk dalam berbagai cara, antara lain kompatibilitas nilai-nilai Islam terhadap demokrasi, reformasi judisial dan hukum, mendorong manajemen pemerintahan yang baik, memperkuat basis kebudayaan, serta mempromosikan dialog antara agama dan kebudayaan, demikian Din Syamsuddin. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006