Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pusat Informasi Pemasaran Hasil Unggas (Pinsar) Hartono mengungkapkan penyelundupan daging ayam asal Brasil ke Indonesia melalui Batam masih berlangsung. Menurut dia di Jakarta, Jumat, daging ayam asal Amerika Latin sebelumnya diekspor ke Singapura kemudian dari negara tetangga tersebut baru masuk ke Indonesia lewat Batam. "Pihak otorita Batam memang memberikan ijin khusus terhadap daging yang masuk dari Singapura tersebut," katanya. Menurut dia, dengan ijin khusus tersebut komoditas pangan itu bisa masuk ke Indonesia tanpa mendapatkan bea masuk sehingga harganya bisa lebih murah ketika dipasarkan di tanah air. Ijin khusus tersebut, tambahnya diberikana karena daging ayam tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di kawasan Batam. Pada kenyataannya daging ayam tersebut ternyata tidak hanya beredar di Batam namun merembes ke daerah lain di Sumatera bahkan telah masuk ke luar Sumatera. "Kejadian ini sebenarnya sudah bertahun-tahun namun belum ada penangangan dari pemerintah sehingga merugikan industri peternakan unggas dalam negeri," katanya. Hartono mengungkapkan, setiap tahun daging ayam asal Brasil yang masuk ke Batam melalui Singapura lebih kurang sebanyak 60 ribu ton sehingga kerugian yang ditimbulkan sekitar Rp1,2 triliun. Selain itu, dampak yang ditimbulkan yakni harga daging ayam produksi peternak dalam negeri akan tertekan yang akhirnya juga mengakibatkan menurunnya produksi ternak nasional. Oleh karena itu pihaknya meminta pemerintah khususnya otoritas Batam untuk menertibkan masuknya daging ayam asal Brasil yang melalui Singapura tersebut misalnya dengan menerapkan pajak impor sehingga tidak menekan harga produk dalam negeri. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006