Cianjur, (ANTARA News) - Sedikitnya 55 ribu hektar lebih lahan yang termasuk kawasan konservasi dan resapan air di kawasan Puncak Cianjur dan sekitarnya kondisinya sudah kritis sehingga dapat mengundang bencana lanjutan bagi kawasan megapolitan di tahun-tahun mendatang. Sekretaris Komisi I DPRD Kabupaten Cianjur, Iwan Permana SH kepada ANTARA, Jum`at (8/12) di Cianjur mengungkapkan, pemerintah pusat sudah sepatutnya memiliki program jangka panjang untuk menyelamatkan kawasan tersebut dari penjarahan para investor yang tidak berpihak kepada masa depan lingkungan hidup. "Kondisi kawasan puncak meliputi Kecamatan Pacet, Sukaresmi, Cipanas, Cugenang dan sebagian Kecamatan Cikalong sudah sangat menghawatirkan. Karena itu perlu ada kebijakan menyeluruh yang terencana dan sistematis agar kawasan itu bisa terselamatkan," kata Iwan. Ia menyambut baik upaya masyarakat termasuk LSM Lingkungan Hidup yang selama ini bergerak dan memiliki kepedulian agar kawasan itu kembali hijau dan tetap sejuk. "Akibat tidak terkendalinya kawasan Bogor Puncak dan Cianjur (Bopuncur) selama ini, sumber air daerah aliran sungai Cikundul sempat mengering sehingga pasokan air untuk sejumlah wilayah di Cianjur berkurang," tuturnya. Sementara itu sedikitnya 200 petani yang tergabung dalam Jaringan Petani Cikundul (JPC) Cianjur sejak Selasa (5/12) melakukan penanaman 6.000 pohon berbagai jenis di lahan kritis seluas 155 hektar di wilayah Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet Cianjur. Program tanam pohon tersebut merupakan salah satu upaya yang diakukan oleh para petani yang tinggal di Sub DAS Cikundul-Cilaku untuk selalu menjaga lingkungan. Menurut, Ayep (34) seorang petani yang turut serta dalam aksi gebyar tanam pohon itu, petani yang ikut dalam aksi tanam pohon tersebut berasal dari lima desa yang berada di Sub DAS Cikundul-Cilaku, yaitu Desa Sukanagalih, Desa Cipendawa, Desa Sukatani, Desa Sindangjaya, dan Desa Cimacan yang berada di wilayah Kecamatan Pacet dan Cipanas. Kegiatan gebyar tanam pohon secara gotong royong itu dilakukan sebagai salah satu upaya penyadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga lingkungan. "Kalau dilakukan secara bersama-sama tentu semuanya akan terasa ringan, siapa tahu orang yang melihat akan tergerak hatinya untuk ikutserta dalam memelihara lingkungan," kata Ayep. Selain melibatkan masyarakat di lima desa yang berada di wilayah Sub DAS Cikundul-Cilaku, kegiatan tanam pohon juga melibatkan tokoh agama dan ulama. Sebagai kelompok masyarakat yang punya pengaruh besar di masyarakat, keterlibatan ulama dianggap sangat strategis untuk memberikan motivasi dan dorongan moral masyarakat agar peduli tehadap lingkungan. "Itulah salah satu alasan kami kenapa kegiatan tanam pohon ini melibatkan ulama," ujar Ayep.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006