Doha (ANTARA News) - Kontingen Indonesia berduka ketika dua pasangan voli pantai yang diharapkan menambah perolehan medali emas dan bertanding di semifinal, dua-duanya mengalami kekalahan menghadapi lawan yang juga sama-sama berasal dari Cina di voli pantai putra Asian Games 2006 di Sport City Doha, Minggu. Kekalahan pertama dialami pasangan Andy Ardiansyah/Koko Prasetyo (Indonesia-1) yang menyerah kepada pasangan Cina peringkat enam dunia dan diunggulkan di tempat teratas Wu Penggen/Xu Linyin dari Cina-1 melalui pertarungan tiga set 10-21, 21-14, 10-15. Sementara Agus Salim/Supriyadi (Indonesia-2) kemudian menyerah juga melalui pertarungan rubber-set 23-25, 21-16, 13-15 kepada tim China-2 Zhou Shun/Li Jian. Sekitar seratus pendukung kontingen Indonesia, termasuk Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar, hanya bisa tercenung menyaksikan kekalahan yang menyesakkan tersebut. Dengan kekalahan tersebut, kedua pasangan Indonesia hanya akan saling berhadapan untuk meraih perunggu, sementara Cina sukses melakukan final sesama Cina. Pertarungan antara kedua tim Indonesia menghadapi Cina tersebut sebenarnya berlangsung ketat dan menegangkan sejak awal sampai akhir. Andi/Koko yang tampil lebih dulu, pada set penentuan mampu menyamakan kedudukan sampai 6-6 sebelum akhirnya tertinggal sampai selisih tiga angka saat skor 10-13. Wu Penqen/Xu Linyin hanya membutuhkan sekali match point untuk menyudahi perlawanan Andi/Koko dengan skor 15-10. Pertandingan lebih seru terjadi pada pertarungan antara Agus/Supriyadi dan Zhou Shun/Li Jian karena ketatnya skor sehingga sampai saat-saat terakhir, masih sulit untuk memprediksi tim yang akan tampil sebagai pemenang. Sejak awal set ketiga yang menentukan, Agus/Supriyadi selalu memimpin saat skor 9-6, 9-7 sebelum pasangan Cina itu berhasil menyamakan kedudukan menjadi 9-9 ketika bola tipuan Supriyadi terlalu melebar. Tapi Lou Shun/Li Jian secara perlahan mampu mengejar ketingalan dan berbalik unggul 13-10. Para pendukung Indonesia seperti mendapat harapan ketika Agus/Supriyadi memperkecil ketinggalan menjadi 13-14, tapi sebuah smes pasangan Cina akhirnya mengubur impian Agus tampil di final untuk ketiga kalinya secara beruntun. Supriadi untuk berapa saat tampak tercenung dan hanya bisa berdiri diam di lapangan seperti tidak percaya dengan apa yang telah terjadi, demikian juga dengan Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar yang duduk di balkon kehormatan, didampingi Sekjennya Rita Subowo. Mata Agus Salim tampak kemerahan karena menitikkan air mata dan langsung menuju ke ruang ganti sehingga tidak bisa diwawancarai. Akhirnya Supriyadi yang berusaha tegar, menemui wartawan yang sudah menunggu untuk memberikan keterangan. "Ia memang terpukul sekali dan menangis. Saya bisa merasakan kepedihannya. Saya juga merasa menyesal karena sudah gagal membantu dia untuk mengantar ke final karena sudah dua kali dia terjegal di final Asian Games," kata Supriyadi yang akrab disapa Supri itu. Sementara itu pelatih asal Australia Steven Anderson mencoba menghibur diri dengan menegaskan bahwa kedua pasangan tersebut sudah tampil maksimal dan mereka sekarang tetap disegani oleh lawan-lawan. "Para pemain Cina matang oleh kompetisi yang sering mereka ikuti, seperti World Tour. Itu kelebihan mereka. Saya memang kecewa karena gagal ke final, tapi mereka dikalahkan oleh salah satu tim terbaik dunia," kata Steven.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006