Semarang (ANTARA News) - Pelemahan rupiah berdampak pada produksi barang elektronik yang hingga saat ini sebagian bahan bakunya masih bergantung pada negara asing, kata Branch Manajer PT Sharp Elecronic Indonesia Cabang Semarang Anton Fatoni.

"Memang saat ini banyak merek elektronik yang masih mengerem produksi, kondisi tersebut tidak lepas dari nilai tular rupiah terhadap dolar AS yang masih fluktuatif," katanya di Semarang, Rabu.

Bahkan, tanpa mau menyebut nama merek, diakuinya saat ini ada satu merek produk elektronik yang menghentikan produksinya karena menunggu kondisi rupiah kembali normal.

Sebagai dampak dari terbatasnya jumlah produksi, pihaknya memastikan pada awal bulan depan akan terjadi kenaikan harga sebesar 3-5 persen. Besar kenaikan tersebut disesuaikan dengan kondisi rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp13.150/dolar AS.

Jika rupiah tembus Rp13.500/dolar AS, maka pada pertengahan bulan depan akan terjadi kenaikan harga lagi. Menurutnya, kondisi tersebut dipastikan akan berpengaruh terhadap penjualan.

"Saat ini saja penjualannya sudah mulai turun, kami melihat daya beli masyarakat yang melemah. Untuk penurunan penjualan produk Sharp sejak dolar terus menguat mencapai 10 persen," katanya.

Sementara itu, Managing Director Superstore Global Elektronik Semarang Gouw Andy Siswanto mengatakan sejauh ini sejumlah pabrik elektronik belum menaikkan harga produknya yang dirakit di Indonesia, kecuali produk jadi yang diimpor langsung dari pabrik elektronik yang berada di luar negeri.

"Untuk etimasi penyesuaian harga impor ini berkisar 5-6 persen, jadi sudah ada kenaikan harga khusus untuk produk impor siap jual," katanya.

Pihaknya mengaku belum memiliki strategi bisnis sebagai solusi dari penguatan dolar AS tersebut. Oleh karena itu, saat ini pihaknya berupaya menggenjot penjualan sebelum terjadi kenaikan harga.

"Kami belum bisa memprediksi perkembangan mendatang, yang kami programkan sekarang adalah berupaya menjual produk sebanyak mungkin dengan harga lebih kompetitif dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," katanya.

Pewarta: Aris W Widiastuti
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015