AsiaNet 59864

TOKYO, 19 Maret 2015 (Antara/Kyodo JBN-AsiaNet) --

Konferensi Dunia PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana Alam ketiga digelar pada tanggal 14-18 Maret 2015 di Sendai, Perfektur Miyagi, Jepang. Untuk pertama kalinya, konferensi ini membahas "pengurangan risiko bencana alam yang inklusif bagi kaum difabel". Kerangka Kerja yang dihasilkan konferensi tahun ini merupakan kerangka kerja yang berisi langkah-langkah penanggulangan bencana secara inklusif bagi kaum difabel dan diharapkan akan dapat diimplementasikan oleh negara-negara anggota kerangka kerja penanggulangan bencana alam mendatang. Hal ini menjadi sebuah pencapaian penting bagi upaya untuk mewujudkan inklusivitas kaum difabel di dalam kerangka kerja pembangunan internasional seperti Tujuan Pembangunan Berkesinambungan PBB (SDG) di musim gugur selanjutnya.

Konferensi Dunia tentang Pengurangan Risiko Bencana Alam pertama digelar di Yokohama pada 1994, dengan topik utama "Strategi dan Rencana Aksi Yokohama untuk Mewujudkan Dunia yang Lebih Aman" dan konferensi kedua digelar di Kobe, Prefektur Hyogo pada 2005, yang menghasilkan Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-2015."

Sekitar 350 acara sampingan diselenggarakan di konferensi Sendai, selain sesi dialog, dan dihadiri oleh sekitar 10.000 hadirin, diantaranya Sekjen PBB Ban Ki-Moon dan PM Jepang Shinzo Abe. Konferensi ini kembali melahirkan kerangka kerja baru, "Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana Alam 2015-2030," yang otomatis mengakhiri periode kerangka kerja Hyogo.

Pada tragedi gempa dan tsunami dahsyat yang melanda Jepang Timur pada 2011, jumlah korban jiwa kaum difabel dilaporkan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan korban masyarakat pada umumnya - pertama kalinya ketidakseimbangan di dalam dampak bencana alam dibuktikan melalui jumlah korban. Oleh karena itu, seruan untuk mewujudkan inklusivitas kaum difabel di dalam penanggulangan bencana alam memperoleh semakin banyak respon dari seluruh dunia. Pada akhirnya, isu ini menjadi salah satu pembahasan utama di dalam konferensi PBB tentang Pengurangan Risiko Bencana Alam untuk pertama kalinya.

"Total jumlah kaum difabel adalah 15% dari total penduduk dunia atau sekitar satu miliar orang," ungkap Yohei Sasakawa, ketua The Nippon Foundation, otak dibalik penyelenggaraan konferensi internasional tentang pengurangan risiko bencana alam di tujuh kota di seluruh dunia dan berhasil menghadirkan sesi pembahasan isu ini pada konferensi PBB. Dengan diimplementasikannya kerangka kerja aksi yang baru memungkinkan seluruh kaum difabel untuk terlibat di dalam penanggulangan bencana alam. "Karena tidak hanya akan mengurangi angka korban bencana alam, tapi juga akan membuka kesempatan besar untuk mewujudkan pemulihan pasca bencana alam yang inklusif untuk kaum difabel," tutupnya.

Untuk informasi lebih jauh:http://www.nippon-foundation.or.jp/en/news/articles/2015/3.html

SUMBER: The Nippon Foundation

Kontak:
Natsuko Tominaga
PR Department
The Nippon Foundation
+81-3-6229-5131
pr@ps.nippon-foundation.or.jp

Pewarta: prwir
Editor: PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2015