Jeddah (ANTARA News) - Petugas Pengamanan PPIH Daker Jeddah menemukan tiga orang jemaah haji Indonesia yang tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Selasa (12/12), pukul 18.00, menggunakan paspor hijau. Mereka adalah Mazni Hariri asal Montong Are, Kec. Kediri, Lombok Barat, Asad Arsinah asal Montong Are, Kec. Kediri, Lombok Barat dan Muchtar Basa asal Kampung Rawa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menurut Kadaker Jeddah, Subakin, ketiga orang yang masih mempunyai hubungan keluarga ini tiba di Jeddah dengan menggunakan perusahaan penerbangan Kuwait Airlines. Mereka memperoleh visa haji melalui oknum calo yang bekerja di sebuah perusahaan travel di Jakarta dengan tarif Rp 25 juta per orang. Bagi pemerintah Saudi sendiri, menggunakan paspor hijau tak menjadi masalah, asal mendapatkan visa haji. Namun sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang ada, bagi WNI yang akan menunaikan ibadah haji harus menggunakan paspor haji. "Saya khawatir jika mereka menemui masalah selama di Arab Saudi akan menjadi beban perwakilan RI di sini," ujarnya. Subakin menghimbau, agar setiap warga negara Indonesia yang akan menunaikan ibadah haji mematuhi peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah RI maupun pemerintah Arab Saudi. "Dari sisi perlindungan dan pelayanan sudah jelas protapnya, jadi mereka dapat beribadah dengan baik, karena semua kebutuhan selama di tanah suci diurus oleh pemerintah," katanya. Senada dengan Subakin, Wakil Ketua bidang kesehatan PPIH, dr Barita Sitompul, mengingatkan akan bahayanya jika haji dengan menggunakan paspor hijau, sebab di samping tidak akan mendapat perlindungan yang maksimal selama di Arab Saudi, namun juga tidak dapat perlindungan kesehatan jika mereka menderita sakit. "Jika mereka menderita sakit, biaya berobat akan ditanggung sendiri, padahal biaya berobat di Arab Saudi termasuk mahal," ujar Barita. Menurut Mazni Hariri, salah satu pemakai paspor hijau, ketika ditemui ANTARA News di Bandara mengaku tidak tahu kalau menggunakan paspor hijau untuk berhaji merupakan pelanggaran. "Buat kami yang penting dapat beribadah haji, apapun jalan kami tempuh asal dapat beribadah haji walau harus melalui jalan pintas," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006