Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan terus mendiversifikasi kepemilikan mata uang asing (foreign exchange) dalam pengelolaan cadangan devisa agar tidak ada kesulitan jika suatu saat ada masalah pada suatu mata uang asing. "BI sudah sejak dahulu kala mendiversifikasi mata uang asing (yang ada di cadangan devisa)," kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom di Jakarta, Rabu. Miranda menyatakan hal itu menanggapi adanya laporan sejumlah negara seperti Rusia dan negara-negara produsen minyak mulai mengubah kepemilikan foreign exchange-nya dari dolar AS ke Euro atau Yen. Miranda menjelaskan, pada masa lalu BI menggunakan metode pengelolaan devisa di mana mata uang asing yang digunakan tergantung dari utang pemerintah berasal dari mana. Misalnya utang pemerintah sebagian dalam Yen maka devisa yang terbanyak juga akan berbentuk Yen. "Tapi sekarang metodologinya sudah lain. Kita mendiversifikasi, sebagian besar memang dalam dolar AS, seluruh dunia, terbesarnya juga dalam bentuk dolar AS," katanya. Ketika ditanya apakah BI akan menurunkan kepemilikan valuta asing berbentuk dolar AS menyusul depresiasi mata uang itu terhadap mata uang lain di dunia, Miranda mengatakan, ada perhitungan untuk mencari yang terbaik dan menguntungkan bagi Indonesia. "Kalau anda perhatikan memang akan lebih banyak Euro-nya dibanding dengan dulu waktu Euro baru pertama kali keluar," jelasnya. Menurut dia, tidak ada satu pun negara yang secara besar-besaran mengubah kepemilikan mata uang asingnya dalam pengelolaan cadangan devisa. "Bagi kita ada itung-itungan untuk memilih mana yang lebih baik dan menguntungkan bagi kita," tegasnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006