London (ANTARA/Reuters) - Hewan mamalia mirip-tupai yang meluncur dan hidup brsama dinosaurus setidaknya 130 juta tahun lalu mungkin telah menaklukkan angkasa sekitar masa itu, atau bahkan lebih dini lagi, dibandingkan dengan burung, kata beberapa ilmuwan, Rabu. Hewan terbang yang baru ditemukan itu dan disebut "Volaticotherium antiquus", atau hewan buas purbo yang meluncur, menambah cataran paling awal mengenai hewan mamalia yang meluncur jadi setidaknya 70 juta tahun lebih dulu dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya. Satu fosil hewan tersebut, yang mewakili kelompok hewan mamalia yang sebelumnya tak diketahui, ditemukan di lapisan batu di bagian timurlaut China. "Itu adalah catatan fosil pertama mengenai hewan mamalia yang meluncur di Mesozoic, pada era dinosaurus. Sebelumnya kami tak oemiliki catatan fosil mengenai hewan mamalia yang memiliki kemampuan terbang," kata Jin Meng, ahli paleontologi di American Museum of Natural History di New York, dalam suatu wawancara. Temuan tersebut menunjukkan hewan mamalia lain dari Era Mesozoic, dari 248 sampai 65 juta tahun lalu, bisa jadi lebih beragam dibandingkan yang diperkirakan para ilmuwan sebelumnya. Meng dan para peneliti di Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing menggambarkan hewan mamali terbang itu dalam laporan di jurnal "Nature". Itu diduga sebagai salah satu temuan paling penting mengenai kelompok hewan mamalia utama sejak kajian tentang mamalia Mesozoic oleh Richard Owen pada 1871. "Mamalia ini sangat berbeda dari yang kita ketahui mengenai hewan mamalia Mesozoic. Jadi kami kira itu mewakili cabang baru hewan mamalia dini," kata Meng. Hewan mamalia tertua yang diketahui ialah hewan pengerat. Kelelawar meluncur di udara dengan daya terbang kuat sekitar 51 juta tahun lalu. Tetapi hewan mamalia baru yang meluncur bukan nenek-moyang langsung hewan mamalia apa pun yang hidup sekarang. Fosil tersebut memperlihatkan hewan mamalia yang baru ditemukan dengan berat 0,45 kilogram, adalah hewan terbang yang tangkas dan memiliki gigi tajam yang digunakannya untuk memakan serangga. Tulang tumit menunjukkan hewan itu juga mampu memanjat pohon, penting bagi hewan meluncur untuk mencapai ketinggian tempat hewan tersebut "lepas landas". Hewan itu memiliki selaput kulit yang besar dari depan ke belakng tubuhnya yang berfungsi sebagai penyeimbang udara selama penerbangan. Ada juga bukti mengenai bulu pada selaput kulit dan bagian lain tubuhnya. Ekor panjang dapat menjadi kemudi selama penerbangan. Fosil hewan mamalia yang meluncur sangat langka. Para ilmuwan tersebut mengatakan catatan fosil mengenai hewan mamalia yang meluncur sangat sedikit karena hewan kecil itu tak terpelihara dengan baik, terutama susunan peluncur mereka. "Karena mereka adalah hewan mamalia kecil dan hidup di hutan, makin sulit bagi mereka untuk terpelihara sebagai fosil," kata Meng.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006