Yerusalem (ANTARA News) - Roket ditembakkan Kamis pagi dari Jalur Gaza meledak di kota Israel selatan, Sderot, tapi tidak menimbulkan korban atau kerusakan, kata polisi. Hampir 30 roket Palestina ditembakkan ke Israel selatan sejak gencatan senjata Israel-Palestinian berlaku di Jalur Gaza pada 26 November. Di bawah syarat persetujuan itu, kelompok bersenjata Palestina harus berhenti menembakkan roket ke Israel sebagai imbalan penarikan balatentara Israel dari Jalur Gaza dan penghentian serangan Israel. Pejuang Palestina di Jalur Gaza menembakkan sebuah roket ke Israel selatan pekan lalu, namun tidak ada kerusakan atau korban dalam serangan itu, yang merupakan pelanggaran atas gencatan senjata rapuh 11 hari, kata tentara seperti dikutip kantor berita AFP. Roket itu mendarat di daerah terbuka tidak berpenduduk di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, kata jurubicara tentara Israel kepada kantor berita Prancis AFP. Roket Palestina menghantam Israel ahir November, mengancam perjanjian gencatan senjata, yang mulai berlaku beberapa jam sebelumnya, saat pejuang berjanji menghentikan serangan roket dengan imbalan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza. Jurubicara pemerintah Palestina Ghazi Hamad mengecam serangan roket pejuang Palestina, yang menghantam Israel selatan beberapa jam setelah gencatan senjata diberlakukan, kata radio tentara Israel. "Kami akan memmbicarakan setiap pelanggaran perjanjian gencatan senjata itu dengan Hamas, Fatah, Jihad Islam, Kubu Rakyat untuk Pembebasan Palestina atau Kubu Demokratik Pembebasan Palestina," kata Hamad, yang dikutip radio tentara Israel itu. Siapa pun terlibat dalam perjanjian ditandatangani semua pihak, termasuk Jihad Islam, harus melakukan segala usaha untuk menghormatinya. Sayap tentarar Hamas dan Jihad Islam, keduanya menandatangani perjanjian gencatan senjata itu, mengaku bertanggungjawab atas serangan roket ke kota Sderot, Israel, segera sebelum pukul 08.00 waktu setempat (13.00 WIB), tapi tidak menimbulkan korban. Sayap tentara Jihad Islam, Suraya Al Quds, mengatakan tidak akan melaksanakan gencatan senjata setelah Israel melancarkan gerakan baru di Tepi Barat, kata jurubicara kelompok itu. "Pagi ini ada serangan di kota Jenin, Tepi Barat, dan serangkaian penangkapan," kata Abu Ahmed, "Kami tidak akan mematuhi gencatan senjata selama musuh Zionis tidak menaati sepenuhnya." Kelompok Jihad Islam mengaku bertanggungjawab atas serangan roket ke kota Israel, Sderot, tersebut. Menteri Pertahanan Israel Amir Peretz mengatakan Israel akan mendesak dilakukan gerakan tentara di Jalur Gaza jika roket Palestina menghantam Israel. Pasukan keamanan Palestina dikerahkan ke Jalur Gaza selatan untuk memberlakukan gencatan senjata itu, kata sumber keamanan kepada AFP. Lebih dari 400 warga Palestina dan tiga tentara Israel tewas sejak serdadu Zionis melancarkan serangan balasan besar-besaran bulan Juni untuk menyelamatkan seorang tentara Israel, yang ditawan pejuang Palestina, dan menghentikan serangan roket. Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya menyatakan sebagian besar kelompok pejuang Palestina akan menghentikan serangan roket terhadap Israel kalau negara Yahudi itu menghentikan serangannya atas rakyat Palestina. Pasukan Israel menewaskan bocah laki-laki Palestina berusia 10 tahun dan seorang pejuang di Jalur Gaza, kata petugas rumah sakit, sementara tentara Yahudi bergerak maju dalam serangan besar di wilayah tersebut, dengan tujuan terutama untuk "menghentikan pejuang Palestina menembakkan roket ke dalam negara Yahudi tersebut". (*)

Pewarta: bwahy
COPYRIGHT © ANTARA 2006