Padang (ANTARA News)- Dasprizon (39) jemaah calon haji (JCH) yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) XV Embarkasi Padang, Sumbar, membawa "galamai" makanan khas asal Kota Payakumbuh (seperti dodol, red) saat naik haji ke Makkah. "Saya bawa galamai karena dibekali keluarga saat akan bertolak masuk Asrama Haji Parupuk Tabing Padang," ujar Dasprizon kepada ANTARA di Asrama Haji Padang, sebelum berangkat ke Tanah Suci, Jumat (15/12). Namanya keluarga melepas kita pergi jauh ke Makkah, tentu suatu kepuasan tersendiri bagi mereka jika bingkisan yang sediakannya diterima dan dibawa, tambahnya. Gelamai yang dibawa hanya dua hingga tiga bungkus kecil yang dikemas dalam plastik ukuran 0,25 kg. Makanan khas itu, hanya untuk ngemil setelah sampai di Tanah Suci nantinya. Makanan kahs asal Payakumbuh tersebut telah merambah pasar lokal dan Sumatera, bagi pengunjung yang pergi ke daerah itu tidak membeli oleh-oleh makanan galamai, merasa kurang lengkap pulangnya. Makanan yang terbuat dari adukan tepung, santan dan gula itu, dengan rasa khas dan aroma harum. Masyarakat Sumbar, tidak asing lagi dengan makanan khas itu, namun yang memasarkan tingkat lokal hingga Sumatera hanya warga di Kota Payakumbuh. Deprizon mengakui, hanya gelamai yang dibawa berupa makanan khas, selainnya juga ada bumbu masak yang siap saji. "Jika terlalu banyak nanti diperiksa oleh petugas dan juga membuat banyak barang yang ditenteng," ujarnya. Secara terpisah Panitia Pemberangkatan Ibadah Haji (PPIH), Karsudi, mengatakan, jemaah tidak dilarang membawa makanan khas daerahnya sepanjang tidak berlawanan dengan penyakit yang dialaminya. "Tidak ada larangan bawa makanan, asal sekedarnya disamping kesehatan jangan sampai terganggu," ujarnya.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006