Jeddah (ANTARA News) - Pelaksanaan pelontaran jumrah di Mina dalam musim haji tahun ini mendapat perhatian khusus baik dari pemerintah Arab Saudi maupun pemerintah Indonesia yang mempunyai jamaah paling besar di dunia. Jamaah harus mengikuti peraturan baru terkait dengan dibangunnya jembatan jamarat yang baru yang rencanakan akan terdiri atas empat tingkat. Dalam tahap awal pembangunan jembatan ini, hanya lantai dasar dan lantai satu yang sudah mendekati selesai. Pemerintah Arab Saudi sendiri menjamin dua lantai tersebut akan berfungsi penuh sebelum pelaksanaan pelemparan jumrah pada puncak pelaksanaan musim haji yang diperkirakan pada akhir Desember mendatang. Dari pengamatan ANTARA di lapangan pada hari Selasa, terlihat para pekerja masih melakukan sentuhan akhir dari dua lantai jembatan jamarat siang malam selama 24 jam. Puluhan alat berat, "crane-crane" terlihat berjajar sementara truk-truk besar hilir mudik di lokasi. Tiga minggu menjelang digunakan oleh sekitar 2,8 juta jemaah haji dari seluruh dunia, pembangunan tahap dua lantai tempat melempar tugu (jumrah) di Mina, hampir selesai. Tiga tugu (Ula, Wustha, dan Aqabah) sudah terpancang kokoh di lantai dasar dan menjulang sekitar 10 meter hingga di lantai satu. Sasaran pelemparan yang dahulu berbentuk tugu kini dibuat bangunan berbentuk pipih (elips) sepanjang sekitar 30 meter. Sehingga jamaah bisa melempar tugu sambil berjalan dan tidak perlu khawatir bahwa lemparannya tidak mengenai sasaran. Sementara, di lantai dasar pengaspalan jalan dari dan menuju Jamarat terus dilakukan. Lebar tempat melempar di lantai dasar kurang lebih mencapai 100 meter. Dengan begitu jemaah diperkirakan lebih leluasa melakukan jumrah. Lebih dari 10000 pekerja dikerahkan siang malam untuk menyelesaikan pembangunan tahap pertama jamarat, yakni di lantai dasar dan lantai satu dari empat lantai yang direncanakan. Kerajaan saudi sendiri menggelontorkan dana sebesar 1.2 miliar dolar untuk pembangunan jamarat yang megah itu, sebagai bagian untuk menghindari penumpukan dan kemungkinan kecelakaan yang dapat menimpa calon jamaah haji yang melakukan ibadah melontar jumrah. Jika keseluruhan proyek tersebut selesai, jembatan jamarat empat lantai tersebut akan dapat menampung lebih dari tiga juta jamaah pada saat bersamaan. Lantai pertama jembatan jamarat sendiri memiliki dua pintu masuk, satu pintu dikhususkan bagi jamaah haji yang datang dari arah utara dan Souk al arab dam Jowhara, sementara pintu lainnya untuk jamaah yang datang dari arah selatan Mina, dan jalan King Faisal termasuk para pengguna jalur pejalan kaki di Mina. Para jamaah usai melempar jumrah akan meninggalkan jembatan melalui tiga jalur, jalur pertama dan kedua ke arah Mina, dan jalur ketiga bagi yang ingin melanjutkan ke arah Mekkah. Bangunan jamarat secara keseluruhan nantinya akan memiliki 10 jalur masuk dan 12 jalur keluar yang tersebar pada empat lantai dan bagian dasar bangunan. Bahkan bangunan itu akan dilengkapi dengan dua buah landasan pendaratan helikopter (helipad) untuk mengantisipasi adanya kecelakaan dan mempercepat proses evakuasi. Sistem Buka Tutup Meskipun bangunan baru jembatan jamarat itu di desain untuk lebih memudahkan seluruh jamaah untuk melakukan pelemparan, namun untuk mengatur alur perarakan sekitar 2,8 juta jamaah haji dari seluruh dunia yang akan melakukan pelemparan jumrah pada hari yang sama bukanlah hal yang mudah. Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan sistem peraturan baru termasuk jadwal waktu bagi jamaah haji menurut asal negaranya, terutama untuk menghindari penumpukan jamaah dan kecelakaan. Kajian penjadwalan jamarat dilakukan berbagai elemen dalam pemerintahan kerajaan Arab Saudi yang dibantu para ahli dari berbagai universitas antara lain dari Universitas Ummul Qura Mekah, Insitut Kajian Haji Raja fahd, Mekah, dan juga dua universitas di Iggris dan Jerman yang memiliki pengalaman menangani pesta olahraga semacam Olimpiade dan Piala Dunia. Menurut harian Al-Watan edisi Kamis, 30 November, seperti dikutip media center haji, dari hasil kajian itu dirumuskan pembagian gelombang pelemparan jamarat menjadi enam gelombang dan pembagian serta pelaksanaan yang dilakukan melalui disiplin yang ketat. Bahkan untuk lebih memastikan keamanan jamaah, pihak Direktur urusan Haji pada Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi akan memberlakukan buka tutup untuk arus jemaah dalam pelaksanaan lempar jamarat. Pihak keamanan juga akan menurunkan 9.000 pasukan khusus yang akan mengamankan areal jamarat. Jamarat hanya boleh dilakukan secara perkelompok yang telah diatur jadwalnya. Ketika satu kelompok masuk, maka kelompok lain tak boleh masuk menunggu semua kelompok pertama selesai melempar. Jemaah haji asal Indonesia, diimbau untuk melakukan pelemparan jumrah di lantai dasar untuk lebih memudahkan pengaturan dan faktor keamanan. Dalam kaitan pemerintah akan melakukan sosialisasi terhadap jemaah, bahkan dalam kunjungan ke Arab Saudi beberapa waktu lalu, Menag Maftuh Basyuni mewanti-wanti jamaah untuk mentaati segala peraturan yang diberlakukan pemerintah Saudi dan tidak perlu memburu waktu-waktu utama yang disunnahkan. "Kalau perlu tidak usah mengejar yang sunah-sunah, yang wajib-wajib saja agar keselamatan diri sendiri terjaga," ujar menag saat menyambut jamaah di Bandara Jeddah.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006