Jakarta (ANTARA News) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyediakan dana Rp6-7 triliun untuk program revitalisasi pertanian pada tahun 2007. "Itu di luar kredit pertanian yang sudah dijalankan BRI," kata Dirut BRI Sofyan Baasyir pada peringatan ulang tahun BRI 111 Jakarta, Senin. Sofyan mengatakan, BRI ditunjuk sebagai koordinator pembiayaan pengembangan pertanian, sementara itu bank BUMN lainnya BNI menjadi koordinator energi dan Bank Mandiri untuk proyek infrastruktur. Ia mengatakan, saat ini sudah ada 26 calon nasabah pertanian/perkebunan besar dengan pola inti plasma yang mengajukan kredit ke BRI. "(Penyaluran kredit) akan mulai dilakukan pada tahun depan," katanya. Sofyan tidak menyebutkan jumlah kredit yang dikucurkan untuk 26 perusahaan tersebut, namun luas arealnya sekitar 120.000 hektar. Komoditas yang diusahakannya terutama adalah kelapa sawit selain karet dan kakao. Pada 13 Desember, Wapres Jusuf Kalla mengadakan pertemuan dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah dan kalangan perbankan di Kantor BI membahas percepatan pertumbuhan ekonomi 2007, terutama dengan mendorong sektor pertanian, infrastruktur dan energi. Sementara itu sebelumnya Bank BNI mengatakan akan menyiapkan dana sekitar Rp7-8 triliun untuk pembiayaan sektor infrastruktur, perkebunan dan energi pada 2007. Mengenai pertumbuhan kredit pada 2007, Sofyan mengatakan sebesar 18 persen atau sekitar Rp18-20 triliun. Dana pihak ketiga (DPK) juga diharapkan naik 20 persen. Sampai triwulan III 2006, BRI berhasil membukukan laba setelah pajak Rp3,10 triliun atau naik 23,56 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal III 2006 tersebut perusahaan menyalurkan kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebesar Rp76,05 triliun atau 87,72 persen dari portofolio pinjaman BRI. Sementara DPK yang dihimpun hingga sembilan pertama 2006 adalah Rp112,17 triliun atau naik 24,35 persen dibanding periode yang sama 2005 Rp90,20 triliun.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006