Banda Aceh (ANTARA News) - Transportasi darat dari dan ke Banda Aceh-Calang, ibukota Kabupaten Aceh Jaya hingga Senin (18/12) masih ditutup masyarakat, sehingga ratusan kendaraan dari kedua daerah itu terpaksa berada pada antrean panjang. Yusbar Kamal dan Rahmat, dua warga Aceh Jaya kepada ANTARA News di Banda Aceh, Senin, menyebutkan ruas jalan yang ditutup masyarakat sekitar 100 meter itu berada di kawasan Desa Meudang Ghon/Kuala Unga, sekitar 92 KM barat Banda Aceh. Masyarakat korban bencana tsunami itu telah menutup ruas jalan tersebut sejak empat hari lalu dengan alasan pemerintah belum membayar ganti rugi atas tanah mereka yang terkena proyek peningkatan jalan Banda Aceh-Calang. "Saat ini, hanya kendaraan roda dua yang dibenarkan lewat, sedangkan kendaraan roda empat masih tertahan," kata Rahmat setibanya di Banda Aceh. Ruas jalan tersebut ditutup masyarakat dengan cara memasang pagar kawat berduri yang dijaga ratusan orang bersenjata parang secara bergilir. Mereka mencegah para pengemudi roda empat agar tidak menerobos pagar tersebut. "Negosiasi sering dilakukan para supir, namun kendaraan roda empat belum diizinkan lewat," kata Rahmat. Warga Aceh Jaya lainnya, Yusbar Kamal, menyebutkan penutupan ruas jalan lintas pesisir dari dan ke Banda Aceh-Calang sudah berlangsung hampir sepekan, namun sampai saat ini belum ada penyelesaian atas tuntutan masyarakat. Sebelumnya, masyarakat hanya menutup jalan tersebut pada siang hari, sementara malamnya dibuka sebentar untuk dilalui semua jenis kendaraan, namun sejak empat hari lalu sudah ditutup total yang dijaga bergiliran setiap waktu. Bupati Aceh Jaya, Basri Emka, yang dihubungi melalui telepon di Calang, ibukota Kabupaten Aceh Jaya untuk konfirmasih kasus penutupan ruas jalan darat lintas pesisir itu dilaporkan stafnya sedang tidak berada ditempat. Sebagian pengemudi kendaraan umum dari Aceh Jaya kini telah beralih menggunakan jalan alternatif melalui rute "Gempang-Tutut" dengan melewati Meulaboh, ibukota Aceh Barat, Pidie dan Kabupaten Aceh besar dengan jarak hampir mencapai 400 Km.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006