Beijing (ANTARA News) - Para ketua delegasi dari enam negara yang terlibat perundingan untuk memecahkan kasus nuklir Korea Utara akan bersidang Senin pagi, sebagai lanjutan perundingan-perundingan mereka yang tersendat selama 13 bulan. Perwakilan dari Korea Utara dan Korea Selatan, Amerika Serikat, China, Jepang dan Rusia akan bertemu di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing guna membahas masalah tersebut yang akan memadukan perundingan multilateral dan bilateral. Perundingan-perundingan akan diadakan sebagai persoalan yang menggantung atas bagaimana Korea Utara melakukan ujicoba rudal pada Juli dan ujicoba bom nuklirnya Oktober lalu akan berdampak pada proses multilateral, yang bertujuan perlucutan nuklir di Semenanjung Korea. Para diplomat dan analis mengatakan, perundingan-perundingan akan difokuskan bagaimana Korea Utara akan bersikap menanggapi tuntutan-tuntutan AS pada November lalu. Sementara materi-materi penting mereka tidak dikemukakan ke depan publik, sumber-sumber diplomat mengatakan, mereka mengharuskan Korea Utara menghentikan operasi reaktor nuklirnya yang berkapasitas 5-megawatt di Yongbyon, serta mengizinkan para pejabat nuklir PBB, Badan Tenaga Etom Internasional (IAEA) untuk memeriksa reaktor tersebut. Mereka juga akan mengadakan perundingan-perundingan penting, yakni forum baru yang akan dibentuk oleh para pakar AS dan Korea Utara, yang ditugasi membahas sanksi-sanksi keuangan AS terhadap satu bank di Makao yang dituding oleh AS melakukan pencucian uang dan pengedaran uang palsu untuk kepentingan Korea Utara. Pengenaan sanksi-sanksi itu membuat Korea Utara melakukan komplin terbesar tahun lalu dan dijadikan alasan Pyongyang untuk memboikot perundingan soal nuklir itu. Forum baru tersebut diperkirakan akan mulai melakukan pertemuan pertama pada Senin petang, setelah keenam pihak bertemu dalam sidang pleno dan pertemuan makan siang, kata beberapa diplomat yang terlibat dalam perundingan. Jepang berharap bisa menggunakan kesempatan untuk mendesakkan pemecahan bagi sengketa bilateralnya dengan Korea Utara mengenai kasus penculikan warga Jepang oleh agen-agen Korea Utara pada dasawarsa 1970-1980-an. Jepang dan Korea Utara berbeda pendapat tentang berapa jumlah orang Jepang yang diculik oleh Korea Utara, di samping kemungkinan adanya beberapa di antara mereka yang masih hidup atau tidak. China akan diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Wu Dawei pada perundingan ini. Wakil Menlu Kim Gye Gwan hadir meeakili Korea Utara sedangkan Asisten Menlu AS bidang Asia Timur dan Pasifik, Christopher Hill akan mewakili AS. Korea Selatan akan diwakili Wakil Menlu Chun Yung Woo, Jepang oleh Kenichiro Sasae, dirjen kementerian luar negeri urusan Asia dan Oseania, sedangkan Rusia diwakili oleh dubesnya di China, Sergei Razov, demikian Kyodo.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006