Jakarta (ANTARA News) - Satuan Tugas Batalyon Mekanis Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang tergabung dalam Kontingen Garuda (Konga) XXIII-A untuk Operasi Pemelihara Perdamaian (OPP) di Lebanon melakukan bakti sosial berupa pengobatan gratis di sejumlah desa di Libanon Selatan. "Meski tidak mendapat dukungan obat-abatan dari UNIFIL, Satgas Indonesia melaksanakan pengobatan kepada masyarakat di Desa Addaisseh," kata Perwira Penerangan Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Mekanis TNI, Mayor Muhammad Irawadi, dalam siaran pers melalui Markas Besar TNI yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, program pengobatan gratis itu merupakan bagian dari program Cimic (Civil military Cooperation) yang sudah dikoordinasikan kepada mokhtar, sebutan bagi kepala desa di Libanon. "Obat-obatan yang diberikan sampai saat ini masih menggunakan obat-obatan milik TNI, karena belum ada dukungan obat-obatan dari UNIFIL. Hingga kini sebanyak 23 pasien sudah diperiksa di klinik-klinik desa oleh tim kesehatan TNI," kata Irawadi. Ia mengemukakan, pengobatan gratis itu dilakukan secara rutin setiap Sabtu mulai pukul 09.00 hingga 12.00 waktu setempat. Selain pengobatan, Satgas Batalyon Mekanis juga melakukan pembersihan dan pembangunan Masjid Al-Amin di Desa Alkantara. Kedua desa tersebut berada disektor tanggung jawab Konga XXIII-A. Jumlah personel pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libanon untuk mengawasi gencatan senjata dan permusuhan senjata antara Israel dengan Hizbullah telah mencapai 11.000 personel dari 23 negara, termasuk Indonesia, namun jumlah itu masih belum memenuhi jumlah maksimal 15.000 personel, demikian laporan UNIFIL yang dikeluarkan di New York, Jumat (15/12). Menurut laporan UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon), yang merupakan pasukan penjaga perdamaian PBB, saat ini total personel militernya dari negara-negara tersebut baru sekira 11.018 orang. Resolusi Dewan Keamanan PBB No 1701 yang dikeluarkan untuk mengakhiri pertempuran 34 hari antara Israel dan Lebanon pada Agustus lalu, mengatur bahwa jumlah pasukan PBB diperkuat menjadi 15.000 personel. Dalam seminggu terakhir, UNIFIL juga telah memusnahkan 1.305 bahan peledak, termasuk roket, granat, bom. Dengan demikian, total bahan peledak yang telah dimusnahkan UNIFIL dari wilayah konfik di Lebanon tersebut berjumlah 15.887 sejak gencatan senjata diterapkan pada 14 Agustus 2004. Indonesia merupakan salah satu negara anggota PBB yang berpartisipasi dalam misi UNIFIL yaitu dengan mengirimkan 850 personil TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda XXIII-A, dan akan bertugas enam bulan hingga satu tahun. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006