Surabaya (ANTARA News) - Indonesia diperkirakan mengalami defisit gula 500.000 ton pada 2007 akibat kemarau panjang yang berdampak pada turunnya produksi tebu sebesar 12 persen, kata Sekjen Ikatan Ahli Gula Indonesia (Ikagi), Adig Suwandi, di Surabaya, Rabu. Adig Suwandi yang dihubungi ANTARA menyatakan, dengan asumsi luas areal pengusahaan tebu tahun 2007 sama dengan 2006 yakni 398.000 hektar dan rendemen meningkat dari 7,72 persen menjadi 7,90 persen, produksi gula nasional diprediksi sekitar 2,1 juta ton. "Jika kebutuhan gula nasional untuk konsumsi langsung mencapai 2,6 juta ton, berarti akan terjadi defisit sebanyak 500.000 ton," jelas Adig. Kemarau panjang yang ekstrim kering tidak hanya mengakibatkan kenaikan produksi gula yang relatif kecil dari 58 pabrik gula (PG) di Indonesia tahun lalu, melainkan juga berimplikasi terhadap kemungkinan membesarnya defisit gula konsumsi pada 2007. Menurut Adig, produksi gula tahun 2006 memang masih meningkat sekitar 60.000 ton atau 2,63 persen dibanding realisasi 2005, yakni dari 2,24 juta ton menjadi 2,30 juta ton. Namun produksi itu, tidak mencapai yang dipatok sebesar 2,47 juta ton. "Kekeringan melanda hampir semua wilayah kerja pabrik gula dan perusahaan gula," papar Adig. Kekeringan mengakibatkan tanaman tebu terkena cekaman air dan mengalami stagnasi pertumbuhan, antara lain ditandai dengan kematian tunas dan batang relatif kecil pada ruas bawah. Adig menyatakan, pabrik gula harus melakukan antisipasi melalui berbagai tindakan teknis untuk mengurangi penurunan produksi tahun 2007. Langkah yang bisa dilakukan, diantaranya menjaga kelembaban tanah dengan pengairan secara selektif, meningkatkan ketahanan fisik tanaman, memberikan pupuk ekstra, aplikasi zat pemacu tumbuh empat minggu menjelang tebang, manajemen tebang-angkut secara terpadu, dan lainnya. Selain itu, untuk mengatasi defisit kebutuhan gula nasional, pabrik gula disarankan mengolah gula kristal mentah (raw sugar) impor selama masa giling sebagai suplemen tebu. "Jumlah raw sugar yang diolah harus disesuaikan ketersediaan tebu untuk masing-masing pabrik gula agar tidak terjadi `idle capacity`. Pelaksanaannya juga harus didiskusikan dengan petani, agar tidak terjadi kekacauan jadwal giling," tambah Adig yang juga Sekretaris Perusahaan PTPN XI. Ia juga berharap, impor gula yang dilakukan pemerintah tahun 2007 tidak lebih dari 200.000 ton, seperti yang dilaksanakan tahun ini.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006