Palembang (ANTARA News) - Uji coba penggunaan bahan bakar minyak nabati murni (Pure Plant Oil/PPO) dari sawit pada kendaraan niaga dan penumpang bermesin diesel dalam Palm Oil 2006 Expedition Banda Aceh-Palembang menunjukkan hasil meyakinkan. "Perjalanan Banda Aceh-Palembang yang telah melewati deretan perkebunan sawit ini sudah menunjukkan hasil yang bagus, kita akan melanjutkannya sampai Jakarta," kata Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman saat melepas rombongan kendaraan Palm Oil 2006 Expedition Banda Aceh-Jakarta di Palembang, Rabu (20/12). Pencampuran minyak sawit dan solar lima persen hingga 50 persen sampai perjalanan menempuh sejauh 2.438 km Aceh ke Palembang ternyata tidak bermasalah dan baik-baik saja. Dikatakan Kusmayanto, dengan menggunakan minyak nabati sebagai pengganti minyak bumi maka penghematan yang bisa dilakukan sangat besar selain itu minyak nabati juga mengurangi pencemaran udara dari bahan bakar fosil. Dari hasil kajian keekonomian yang telah dilakukan oleh BPPT dengan pencampuran 10 persen Pure Plant Oil (PPO) terhadap solar, jumlah subsidi solar akan dapat dikurangi hingga Rp2,56 triliun. Penggunaan PPO ini juga mampu mengurangi 25 persen volume impor solar Indonesia dari negara lain. Untuk road test Palm Oil 2006 Expedition digunakan enam kendaraan tes tiga unit Kijang Innova Diesel dan tiga unit truk New Dyna serta enam unit kendaraan supporting yang ikut dalam ekspedisi. Tiga unit kendaraan pertama (Innova), yaitu menggunakan bahan bakar PPO lima persen dan 95 persen solar untuk kendaraan kesatu, kendaraan kedua dengan 30 persen PPO dan 70 persen solar dengan menggunakan konverter, serta yang ketiga 100 persen solar. Tiga unit truk berikutnya (Dyna) yakni kendaraan keempat menggunakan PPO 50 persen dan 50 persen solar dengan converter, kendaraan kelima 10 persen PPO dan 90 persen solar serta yang keenam 100 persen solar. Sementara itu Direktur Pemasaran Toyota Joko Trisonyoto mengatakan, dalam rangka pengembangan energi alternatif pihaknya akan mempersiapkan teknologi untuk kendaraan berbahan bakar nabati hingga 20-30 persen. "Selain sebagai upaya penghematan bahan bakar fosil juga untuk mengupayakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi emisi gas buang," katanya. Sedangkan, Gubernur Palembang Syahrial Oesman menyatakan dukungannya pada ekspedisi minyak sawit lintas Sumatera itu karena 80 persen perkebunan sawit Indonesia ada di Sumatera dan 15 persennya ada di Jambi-Palembang. "Tapi, saya harap minyak sawit yang kita hasilkan 1,4 juta ton untuk keperluan pangan itu jangan diambil untuk bahan bakar. Jadi bukalah lahan baru untuk bahan bakar ini karena kita masih punya lahan luas," katanya.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006