Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Dr Surono, menyatakan, gempa susulan akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan pasca gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) yang terjadi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara pada Senin (18/12). "Gempa-gempa susulan itu terus akan berlangsung namun kekuatannya akan semakin berkurang dibandingkan guncangan pada Senin (18/12) kemarin," katanya kepada ANTARA, di Jakarta, Kamis (21/12). Menurut dia, gempa-gempa susulan itu merupakan hal yang wajar dalam pasca musibah gempa karena perlunya sesar Semangko atau sesar di Sumatera, perlu penyeimbangan kembali setelah mengeluarkan tenaga pada gempa pertama. Oleh karena itu, kata dia, warga yang tinggal di kawasan yang sempat diguncang gempa itu, tidak perlu khawatir namun pada intinya mereka harus tetap waspada jika terjadi gempa-gempa susulan. "Mau tidak mau warga di daerah Sumatera itu, harus waspada karena daerahnya berada di patahan/sesar Semangko yang memanjang di Pulau Sumatera," katanya. Ia juga menjelaskan gempa di Sumatera itu, bukan diakibatkan zona subduksi tumbukan antara lempeng Eurasia maupun lempeng Indo-Australia melainkan hanya aktififitas di lokasi sesar Semangko saja. "Zona subduksi itu sendiri berada di laut bukannya di daratan Sumatera," katanya. Sebelumnya dilaporkan, Gempa berkekuatan 5,6 Skala Richter (SR) yang terjadi di Desa Kotorejo, Kelurahan Pasar, Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Senin, pukul 04.30 WIB sampai pukul 12.40 WIB tercatat menewaskan empat warga dan menghancurkan ratusan perkantoran dan rumah warga. Gempa serupa terjadi pula di Banda Aceh dengan kekuatan 5,7 pada skala richter (SR) pada Senin (18/12) dinihari hingga sebagian mereka yang terbangun dari tidur berhamburan keluar rumah. Pada Sabtu (16/12) pagi, gempa kekuatan 4,6 Skala Richter (SR) sempat menggoyang Pulau Nias, Provinsi Sumatera Utara.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006