Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kehutanan menargetkan Indonesia mampu menjadi produsen pulp terbesar ketiga di dunia pada 2009 dari posisi saat ini di urutan kesembilan dengan jumlah produksi mencapai 1,9 juta ton. "Diharapka dalam tiga tahun mendatang produksi pulp nasional melebihi 2,3 juta ton," kata Menteri Kehutanan, MS Kaban di Jakarta, Jumat dalam pertemuan dengan pimpinan redaksi media massa nasional. Kaban menyatakan, saat ini produsen pulp terbesar di dunia yakni Brazil disusul Cina dan Finlandia sedangkan Indonesia berada di urutan ke sembilan. Upaya meningkatkan industri pulp dalam negeri di dunia internasional, tambahnya, diharapkan mampu menaikkan pula kontribusinya terhadap pemasukan devisa negara dari hasil hutan non kayu. Pada kesempatan tersebut menteri juga mengungkapkan program Revitalisasi Industri Kehutanan guna meningkatkan efisiensi industri kehutanan nasional. Selain itu, menurut dia, program revitalisasi tersebut juga dimaksudkan menciptakan industri kehutanan yang tangguh, berwawasan lingkungan serta mengahsilkan produk bernilai tinggi dan berdaya saing global. "Kita menargetkan program Revitalisasi Industri Kehutanan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta pendapatan masyarakat dan negara," katanya. Mewujudkan pengelolaan hutan lestari atau sustainable forest management (SFM) yang mendukung pengembangan industri kehutanan. Menurut Kaban, beberapa langkah yang dilakukan pemerintah untuk melakukan Revitalisasi Industri Kehutanan yakni pembangunan Hutan Tanaman seluas 5 juta hektar (ha) hingga 2009 dari yang ada saat ini seluas 3 juta ha. Pengembangan silvikultur intensif atau tebang pilih industri pada lahan hutan bekas tebangan yang mana saat ini telah ditunjuk 20 IUPHHK (Ijin Usaha Pengusahaan Hasil Hutan Kayu) sementara yang telah melaksanakan sebanyak enam IUPHHK. Selain itu juga melaksanakan SFM pada 200 unit HPH dan HTI serta peningkatan produk bukan kayu seperti sutera alam seluas 7.000 ha dengan produksi kokon 700 ton, pengembangan gaharu di tujuh provinsi, rotan yang memiliki potensi 11 juta ha serta potensi produksi 696.900 ton sedangkan produksi baru 120 ribu ton per tahun. Juga pengembangan usaha bambu di lima provinsi, bambu rakyat 180.094 ha di 22 provinsi, seedlak seluas 70.000 ha yang mana pada 2005 mampu menghasilkan produksi 3000 ton serta perlebahan yang terdiri lebah hutan dengan produksi 23.045 ton/tahun, lebah lokal 1.463 ton/tahun dan lebah Eropa 1.018 ton/tahun. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006