Semarang (ANTARA News) - Empat pendaki dari Mahasiswa Pencinta Alam Kedokteran (Mapadoks) Universitas Islam Sultan Agung Semarang, yang tengah mendaki di Nepal, dikabarkan selamat dari gempa yang melanda negara itu.

"Sempat ada komunikasi dengan mereka melalui grup dari aplikasi WhatsApp pada hari yang sama setelah kejadian gempa," kata senior Mapadoks Unissula, dr Nauval Marta Kusuma, di Semarang, Senin.

Keempat pendaki Mapadoks Unissula itu, yakni dr Ahmad Novel, dr Meinardi, dr Eko Prasetyo, dan dr Prabudi, serta ada satu wanita dari kelompok pecinta alam Wanadri, Cecilia Vita, yang ikut mendaki.

Menurut dia, keempat pendaki tersebut berencana menancapkan bendera Mapadoks di Puncak Everest, Pegunungan Himalaya, sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun Ke-31 Mapadoks Unissula.

"Kabar selamat dari mereka kami terima langsung pada Sabtu (25/4) lalu, sekitar pukul 22.00 WIB. Setelah itu, komunikasi tidak bisa dilakukan. Posisi mereka ketika itu di Lobuche," katanya.

Namun, kata dia, pada Senin (27/4) sekitar pukul 08.30 WIB ada komunikasi dari alumni Unissula yang bertugas di Nepal, yakni dr Gunadi mengabarkan bahwa mereka dalam kondisi yang sehat.

Ia mengakui pihak Mapadoks sempat mencari nama-nama pendaki itu dalam daftar WNI oleh Kementerian Luar Negeri, namun ternyata nama mereka tidak terdaftar.

"Alhamdulillah mereka selamat. Malam (25/4) setelah gempa kami kontak ke hotline Kementerian Luar Negeri, namun tidak bisa. Ya, kami harap keluarga mengetahui karena data dari Kementerian Luar Negeri belum ada," katanya.

Nauval menceritakan keempat pendaki itu sempat mengirimkan video ucapan selamat ulang tahun Mapadoks melalui aplikasi WhatsApp saat berada di ketinggian 3.800 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Setelah itu, pada ketinggian 4.500 mdpl di Tengboche, kemudian video terakhir dikirimkan saat posisi mereka di Lobuche pada ketinggian 4.850 mdpl. Video itu kemudian diunggah ke YouTube," katanya.

Berdasarkan kabar yang diterima, kata dia, saat ini keempat anggota Mapadoks Unissula itu justru diperbantukan sebagai relawan medis untuk membantu korban akibat gempa besar di Nepal.

"Ya, kabar dari dr Gunadi juga tadi (27/4) pagi. Selain mengabarkan mereka dalam kondisi baik, mereka juga dikabarkan ikut memberikan bantuan medis. Keempatnya senior di Mapadoks," pungkas Nauval.

Sebelumnya diwartakan, setidaknya 3.218 orang dilaporkan tewas dan sebanyak 6.500 orang lagi cedera akibat gempa berkuatan 7,9 skala richter yang melanda Nepal pada Sabtu (25/4) tengah hari.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015