Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Pemerintah Daerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengintensifkan operasi tanggap darurat di beberapa daerah yang terkena banjir, terutama untuk evakuasi dan penanganan korban, serta mayat yang masih belum diketahui jumlahnya. Permintaan Kepala Negara itu disampaikannya melalui hubungan telepon dengan Pejabat Gubernur Aceh, Mustafa Abubakar, usai melakukan pemantauan udara di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, bersama Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Supiadin AS dan Kapolda NAD Irjen (Pol) Bahruamsyah Kasman, Minggu. "Fokus tanggap darurat adalah evakuasi dan penyelamatan serta pengungsian korban dan mayat," kata Panglima Kodam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Supiadin AS ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta. Yudhoyono mengatakan, agar keterpaduan antara seluruh unsur muspida termasuk TNI dan Polri, dapat terus ditingkatkan untuk mengoptimalkan operasi tanggap darurat di NAD. Selain meminta agar operasi tanggap darurat diintensifkan, Yudhoyono juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh jajaran Muspida Propinsi NAD yang langsung turun tangan melakukan pengecekan di lapangan, mengenai kondisi wilayah dan warga yang terkena musibah banjir. Presiden juga meminta agar warga yang terkena musibah untuk bersabar menghadapi bencana yang tengah melanda sejak akhir pekan silam. Enam kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam, akhir pekan ini dilanda banjir yang disertai longsor. Pada Sabtu (23/12) dilaporkan, sedikitnya delapan orang tewas, dua orang hilang, dan lebih dari 70.000 warga mengungsi. Kepala Dinas Sosial Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Ridwan Sulaiman, mengatakan, daerah yang dilanda banjir itu mencakup 43 kecamatan, masing-masing 12 kecamatan di Aceh Tamiang, lima kecamatan di Aceh Timur, 16 kecamatan di Aceh Utara, tiga kecamatan di Bireuen, lima kecamatan di Gayo Lues, dan dua kecamatan di Bener Meriah. Kepala Bagian Humas Provinsi NAD Nurdin F Jos mengatakan, korban tewas akibat banjir ditemukan di Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, sebanyak lima orang dan di Kecamatan Pinding, Gayo Lues, satu orang. Di Bener Meriah, banjir juga diikuti tanah longsor. Ratusan rumah dan beberapa jembatan hancur. Seorang warga Kecamatan Permata dipastikan tewas, sedangkan dari Kecamatan Syiah Utama dilaporan dua orang tewas dan dua lainnya masih hilang. Sementara itu, di Aceh Utara bagian hulu air sudah mulai surut dan hanya menggenangi daerah Tanah Luas, Lhok Sukon, yang berada di hilir. Banjir juga terlihat menghancurkan ratusan hektar areal persawahan. Banjir yang melanda sebagian besar wilayah NAD juga menyebabkan hubungan darat dari Banda Aceh ke Medan, Sumatera Utara, lumpuh dan jalan lintas timur terputus di kawasan Aceh Tamiang dan Langkat. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006