Banda Aceh (ANTARA News) - Kodam Iskandar Muda mengerahkan tiga batalion pasukan TNI untuk membantu penanggulangan bencana alam banjir dan tanah longsor di Provinsi Nanggroe Aceh (NAD) yang terjadi sejak Kamis (21/12), dan mengakibatkan ribuan rumah penduduk terendam banjir, dan puluhan ribu warga mengungsi. "Kita sudah dan akan kerahkan pasukan sampai tiga batalion yang akan disebar ke wilayah yang terkena musibah banjir," kata Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Supiadin AS kepada wartawan di Banda Aceh, usai meninjau langsung lokasi dan warga yang mengungsi di kawasan Aceh Tamiang, Minggu. Pangdam Supiadin bersama Penjabat Gubernur NAD, Mustafa Abubakar, Kapolda NAD, Irjen Pol Bachrumsyah dan anggota DPRD setempat melihat kondisi banjir di Kabupaten Aceh Tamiang dari udara. Pemantauan udara terlihat puluhan ribuan rumah warga di delapan kecamatan di Aceh Tamiang masih terendam banjir hingga dua meter, sehingga hanya kelihatan atap rumah. Kawasan yang cukup parah terendam banjir umumnya berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tamiang, bahkan ada puluhan kepala keluarga di desa yang terperangkap banjir. Dari delapan kecamaan yang terkenan banjir, hanya satu desa, yakni Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau yang terhindar dari banjir, sehingga masyarakat mengungsi ke daerah itu. Helikopter Puma Pelita Air dan bel milik TNI yang membawa rombongan Gubernur dan Pangdam, serta sejumlah wartawan hanya bisa mendarat d Desa Paya Bedi. Selanjutnya Pangdam Supiadin menyatakan, tiga batalion tersebut akan dipusatkan di Kabupaten Aceh Tamiang, karena wlayah tersebut paling parah terkenan musibah, dan satu batalion ke Kabupaten Gayo Lues yang mengalami musibah cukup parah, yakni tanah longsor dan banjir. Selain itu, TNI juga mengerahkan pesawat helikopter dan perahu karet untuk pendistribusian bantuan makanan dan obat-obatan. selain heli dan kapal karet, TNI juga menyediakan truk dan mensiagakan alat berat untuk mengatasi pasca-banjir dan tanah longsor. Sementara itu, Gubernur Mustafa menyatakan, bantuan pangan dan obat-obatan bagi para korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang, mulai Minggu siang disalurkan melalui udara karena transportasi darat masih "lumpuh" total degan mengerahkan sejumlah helikopter. Sejumlah helikopter milik Kodam IM, Polda NAD dan milik lembaga asing yang sedang melakukan misi kemanusiaan di Aceh juga telah dikerahkan untuk membantu menyalurkan bantuan pangan dan obat-obatan bagi korban banjir di Aceh Tamiang. "Penyaluran bantuan melalui udara diputuskan setelah melihat keadaan banjir dengan helikopter bersama Panglima Kodam IM, Mayjen TNI Supiadin AS, Kapolda NAD Irjen (Pol) Bahrumsyah Kasman serta Ketua Komisi E DPRD NAD, Jamaluddin T Muku," katanya. Untuk memperlancar penyaluran pangan dan obat-obatan bagi para korban di Aceh Tamiang, telah ditetapkan sebanyak 12 titik sebagai Poskonya, antara lain di Desa Paya Beudee, Sriwijaya, Telaga Muku, Babo, Pulau Tiga, Sp Kiri, Sp Kanan, Sikrak, Kp Durian, Bukit Tinggi, Perdamaian, Kuala Simpang dan Sungai Yu. Menurut gubernur, bantuan yang mulai didistribusikan melalui udara itu antara lain berupa beras, makanan cepat saji, air bersih, selimut dan obat-obatan serta memantau sekaligus mengevakuasi para korban yang masih terperangkap di rumah-rumah atau bukit. Musibah banjir yang terbesar sejak tahun 1995 tersebut dilaporkan telah menewaskan 14 orang. Namun versi masyarakat korban meninggal dnia mencapai 100 lebih, yang kebanyakan anak-anak. Bahkan menurut posko Partai keadilan Sejahtera korban meninggal dunia yang telah ditemukan di Kabupaten Aceh Tamiang pada Minggu sebanyak 70 orang. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006