Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) membukukan laba secara tak sengaja pada 2008 sebesar Rp40 miliar  menyusul tingginya harga minyak mentah dunia saat itu yang berujung pada tingginya harga tiket pesawat.

"Targetnya rugi Rp57 miliar, ternyata harga tiket pesawat mahal selama 2008 sehingga KA jadi favorit dan malah untung Rp40 miliar," kata Dirut PT KA Ronny Wahyudi kepada pers di Jakarta, Selasa.

Ronny menjelaskan, laba sebesar itu, setelah perseroan secara menyeluruh mampu mengangkut penumpang selama 2008 sebesar 179 juta orang dan pendapatan sebesar Rp4,3 triliun.

"Karena itu pada tahun ini, target kami ada kenaikan penumpang 5-10 persen atau target pendapatan sebesar Rp4,5 triliun. Memang tidak terlalu besar kenaikannya karena ada krisis global dan lain sebagainya," katanya.

Kendati begitu, membaiknya kinerja perseroan tersebut, karena PT KA sampai saat ini tetap dibantu oleh pemerintah melalui mekanisme "public service obligation" (PSO).

"PSO yang belum dicairkan untuk tahun 2008 sebesar Rp120 miliar dari total PSO tahun itu sebesar Rp544 miliar," katanya.

PSO, kata Ronny, sebagaimana disampaikan regulator dalam hal ini Departemen Perhubungan, adalah bantuan pemerintah berupa subsidi operasi dari pemerintah untuk menggantikan selisih dari biaya dan tarif kelas ekonomi yang dibayar oleh penumpang.

Ronny mengakui, sejak 2004, PT KA tidak pernah mendapatkan dana PSO secara utuh. "Tahun ini kami disetujui mendapatkan Rp580 miliar dari total dana PSO yang diajukan oleh kami sebesar Rp650 miliar," katanya.

Berdasarkan perkembangan itu, PT KA tahun ini berencana memberikan tunjangan efisiensi kepada seluruh petugas operasional PT KA. "Nanti akan diumumkan pada 17 Januari 2009, seberapa besar komitmen tunjangan ini. Mungkin dari Rp40 miliar itu, setelah dikurangi tunjangan efisiensi, laba PT KA jadi Rp2,5 sampai Rp12,5 miliar," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009