Rabat (ANTARA News) - Ribuan warga Maroko turun ke jalan-jalan di ibukota negara itu, Rabat, Minggu, dalam sebuah demonstrasi yang diadakan oleh kelompok-kelompok sayap kiri dan perlindungan konsumen untuk memprotes beaya hidup yang tinggi. Demonstrasi itu merupakan tanda terakhir dari amarah yang berkobar atas meningkatnya beaya transportasi, harga makanan pokok, air dan listrik di negara berpenduduk 30 juta orang itu, dimana sekitar 14 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan. Demonstran meneriakkan slogan-slogan seperti "Jangan sentuh roti saya" dan "Tidak ada privatisasi" dan mengibarkan spanduk-spanduk yang bertuliskan "Jangan singgung daya beli masyarakat". "Kami memahami kenaikan harga bahan bakar karena Maroko tidak menghasilkan minyak sendiri, namun jika kami adalah sebuah negara pertanian, mengapa kami harus membayar begitu mahal untuk sayuran?" kata Hassan, seorang supir taksi. Penyelenggara, sebuah kelompok yang dibentuk tahun ini dengan nama Aliansi Menentang Kenaikan Harga, mengatakan, 12.000 orang mengambil bagian dalam demonstrasi tersebut, namun polisi menyatakan bahwa jumlah pemrotes tidak lebih dari 6.000 orang. Protes-protes sporadis terjadi dalam beberapa bulan ini di sejumlah kota besar Maroko atas kenaikan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Demonstrrasi yang menentang perusahaan pelayanan umum Lyonnaise des Eaux de Casablanca (Lydec) telah berhasil membuat perusahaan itu menurunkan harga bagi konsumen yang bepenghasilan rendah. Lydec dikendalikan oleh perusahaan pelayanan Perancis Suez dan sejak 1997 mengelola pemasokan air dan listrik bagi Casablanca, yang merupakan pusat bisnis Maroko dan kota paling padat dengan penduduk lebih dari tiga juta jiwa. Pemerintah, yang memberikan subsidi untuk bahan bakar dan beberapa bahan pokok agar bisa dijangkau oleh penduduk, telah menyatakan, mereka mungkin akan membatalkan sejumlah kenaikan harga, demikian AFP.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006