Solo (ANTARA News) - Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membentuk Tim Transisi sebagai langkah yang tepat untuk pembenahan PSSI agar mampu berbicara di tingkat dunia, kata mantan pemain andalan Galatama Arseto Solo, Puspanaden.

"Saya setuju dan mendukung gagasan Menpora itu dengan persepakbolaan Indonesia agar bicara di tingkat internasional dan melindungi kepentingan rakyat," katanya di Solo, Jateng, Minggu.

Puspanaden yang mantan pemain sayap kiri Galatama Arseto Solo pada era 1973-an itu, mengatakan saat ini persepakbolaan Indonesia sulit berbicara di tingkat Asia, apalagi tingkat dunia.

"Timnas PSSI pada 1970-an masih bagus, kita kuasai sepak bola Asia, setelah itu tidak ada lagi dan prestasi hasilnya menurun terus," kata Puspanaden yang juga pemain seangkatan dengan Danurwindo, Benny Dollo, dan Teguh Andi itu.

Dia mengharapkan terjadi pembenahan terlebih dahulu menyangkut struktur kepengurusan PSSI untuk selanjutnya kepada pemain.

Kalau pemain selalu siap turun ke lapangan untuk membela bangsa dan negara, katanya, mereka siap melaksanakan perintah manajer atau pelatihnya.

"Jika tim kalah siap kalah, jika menang siap menang. Itu pemain. Namun, hal ini yang salah manajemen bukan pemainnya," katanya.

Ia mengatakan tim Indonesia saat ini sudah banyak diperkuat pemain asing, sedangkan timnas pada zamannya tanpa pemain asing saja sudah bagus.

Penonton zaman dahulu, katanya, datang ke lapangan ingin melihat pemain, namun sekarang kualitas pemain kurang memadai.

Ia mengemukakan Tim Transisi harus diisi orang-orang yang disebutnya sebagai "bersih" atau mereka yang tidak pernah terkena sanksi.

Oleh karena itu, katanya, Menpora harus benar-benar melakukan seleksi terhadap orang-orang yang masuk Tim Transisi dengan menelusuri terlebih dahulu rekam jejak mereka.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015