Makassar (ANTARA News) - PT Bank Permata atau PermataBank berkomitmen menyalurkan kredit sektor kelautan dan perikanan atau kemaritiman sebesar Rp500 miliar selama 2015.

"Sebagai bentuk nyata dukungan program ini, komitmen awal kami adalah menyalurkan pembiayaan di sektor maritim sebesar Rp500 miliar," kata Direktur Utama Bank Permata Roy A Arfandy di sela peluncuran Program Jaring Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Takalar Sulsel, Senin.

Bank Permata berharap dukungan atas program itu dapat berdampak langsung kepada peningkatan jumlah lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan nelayan.

"Kami bangga menjadi salah satu bank pelopor pembiayaan pada sektor kelautan dan perikanan dan Mitra dari Program Jaring ini," kata Roy dalam acara yang dihadiri Wakil Presiden M Jusuf Kalla.

Ia menyebutkan Bank Permata mendukung OJK membangun kemandirian dan perkembangan sektor kemaritiman di Indonesia.

OJK bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meluncurkan program Jangkau, Sinergi, dan Guideline yang selanjutnya disebut Jaring dengan menggandeng bank, lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, dan Kadin untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan.

"Program Jaring bertujuan menjawab kebutuhan pemangku kepentingan terhadap informasi tentang database kelautan dan perikanan, skema pembiayaan, pemetaan risiko bisnis dan dukungan regulasi dari otoritas terkait," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad.

Target utama Program Jaring adalah peningkatan pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan yang terus bertumbuh serta mendorong perluasan akses masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

Selain itu, Program Jaring diharapkan bisa mendorong pemahaman pelaku jasa keuangan terhadap bisnis sektor Kelautan dan Perikanan yang lebih baik, sekaligus memperbaiki tingkat kesejahteraan nelayan dan pelaku usaha mikro dan kecil (peningkatan income per kapita), menambah jumlah lapangan kerja serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Sasaran jangka pendek Program Jaring adalah menyediakan infrastruktur kepada sektor jasa keuangan (SJK) dalam meningkatkan pembiayaan kepada sektor kelautan dan perikanan sebesar lebih dari 50 persen pada tahun 2015, antara lain melalui

penyediaan data dan informasi yang komprehensif mengenai sektor kelautan dan perikanan kepada SJK yang dituangkan dalam bentuk buku berisikan data dan informasi potensi bisnis dan peta risiko, "value chain" bisnis dan skim pembiayaan kepada sektor kelautan dan perikanan. Buku dilengkapi dengan uraian dukungan regulasi dari instansi terkait. Buku tersebut selanjutnya akan disebut Buku Jaring.

Selain itu ketersediaan regulasi yang kondusif bagi pembiayaan SJK kepada sektor Kelautan dan Perikanan.

Juga Sosialisasi Program Jaring melalui kegiatan Kick-Off Program Jaring dan serangkaian sosialisasi.

Dalam mewujudkan sasaran jangka pendek itu, terdapat delapan bank pelopor pembiayaan pada sektor kelautan dan perikanan yang merupakan Bank Partner Program Jaring yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Permata, Bank Bukopin dan BPD Sulselbar.

Selain dari perbankan, komitmen meningkatkan pembiayaan untuk sektor kelautan dan perikanan juga diberikan oleh industri keuangan nonbank (IKNB) melalui Konsorsium Perusahaan Pembiayaan, Asuransi Jiwa, Asuransi Umum dan Penjaminan.

Total pembiayaan ke delapan bank dan konsorsium IKNB tersebut pada sektor kelautan dan perikanan periode Desember 2014 adalah Rp10,8 triliun dengan komitmen pertumbuhan pembiayaan ke sektor kelautan kelautan dan perikanan sampai Desember 2015 sebesar Rp7,2 triliun atau rata-rata pertumbuhan sebesar 66,2 persen.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015