Banda Aceh (ANTARA News) - Jumlah korban meninggal akibat bencana banjir bandang di Aceh Tamiang, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), hingga Rabu (27/12) mencapai 46 orang, kata Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Aceh Tamiang, NAD. Selain menewaskan 46 orang, banjir yang melanda 12 kecamatan di Aceh Tamiang itu juga menyebabkan 162 penduduk masih hilang, kata Ketua Satlak PBP/Posko terpadu penanggulangan banjir Aceh Tamiang, Marzuki, di Kuala Simpang, Rabu. Menurut versi Satlak PBP/Posko terpadu penanggulangan banjir Aceh Tamiang, total penduduk dari 12 kecamatan yang terkena banjir bandang mencapai 246.852 jiwa atau 58.674 kepala keluarga (KK), sedangkan jumlah pengungsi tercatat sebanyak 203.722 orang atau 45.556 KK. Korban tewas yang tercatat di Satlak PBP Aceh Tamiang itu terbanyak di Kecamatan Kejuruan Muda 13 orang, Karang Baru mencapai 12 orang, Bendahara tujuh orang, Rantau enam orang, Tamiang Hulu empat orang, Tenggulun dua orang dan Sekerak, Bandar Pusaka dan Banda Mulia masing-masing satu orang. Data korban hilang akibat banjir bandang sejak Kamis (21/12) terbanyak di Kecamatan Karang Baru tercatat 111 orang, Kejuruan Muda sebanyak 46 jiwa, Tenggulun empat orang dan Kota Kuala Simpang satu orang. Sementara itu, versi masyarakat beberapa hari lalu menyebutkan sedikitnya 114 orang meninggal dari berbagai kecamatan di Aceh Tamiang, beberapa hari lalu. Sebelumnya, staf Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Nasir Musa, juga menyatakan, informasi yang berkembang dari berbagai sumber masyarakat menyebutkan ada sekitar 500 mayat korban banjir bandang di kawasan Pulo Tiga atau sekitar 12 kilometer dari pusat ibukota Aceh Tamiang, Kuala Simpang, namun aparat Satlak PBP setempat tidak mengakui. Sementara informasi lainnya menyebutkan tim evakuasi korban banjir belum bekerja maksimal, sehingga banyak orang hilang yang belum ditemukan karena alasan sulitnya medan dan terbatasnya sarana dan prasarana(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006