Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp11,8 triliun dari lelang empat seri Surat Utang Negara untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp13,3 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Fiskal Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan lelang ini telah memenuhi target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp8 triliun.

Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03150812 mencapai Rp1,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,7692 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 12 Agustus 2015 ini mencapai Rp1,35 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,55 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,75 persen.

Untuk seri SPN12160512, jumlah yang dimenangkan mencapai Rp0,6 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,52767 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 12 Mei 2016 ini mencapai Rp1,5 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 6,3 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,7 persen.

Untuk seri FR0070, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp7,2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,16169 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2024 ini mencapai Rp7,48 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 8,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,49 persen.

Untuk seri FR0068, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp2,75 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,47925 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp2,96 triliun.

Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini adalah 8,4 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 9,0 persen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2015