Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kehutanan mengungkapkan saat ini terdapat 762 titik rawan longsor di Pulau Jawa yang perlu diwaspadai terutama pada musim hujan. Menteri Kehutanan MS Kaban di Kabupaten Lombok Barat NTB, Kamis, mengatakan titik rawan bencana tanah longsor tersebut tersebar di 5.075 desa di 69 kabupaten. "Januari-Februari 2007 curah hujan tinggi, bahaya tanah longsor dan banjir akan muncul terutama di titik rawan tersebut," katanya pada Aksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tingkat Nasional di Desa Empol Sekotong, Lombok Barat, NTB. Acara tersebut dihadiri Wakil Presiden Yusuf Kalla, sejumlah menteri seperti Menteri Pertanian Anton Apriantono, Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar, serta sejumlah anggota DPR RI. Selain itu MS Kaban juga mengatakan saat ini terdapat 458 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu mendapatkan prioritas penanganan, terdiri dari 60 DAS prioritas pertama, 222 DAS prioritas kedua, 176 DAS prioritas ketiga. Menyinggung upaya rehabilitasi hutan dan lahan, dia mengatakan, untuk 2003 hingga 2007 pemerintah menargetkan tiga juta hektar, kemudian ditingkatkan menjadi lima juta hektar sampai 2009. Sementara itu Wakil Presiden Yusuf Kalla dalam sambutannya mengatakan hingga saat ini setiap tahun tidak kurang dari 2,5 juta hektar hutan ditebang, baik secara legal maupun ilegal, padahal maksimum hutan yang bisa ditebang hanya satu juta hektar per tahun. "Kondisi tersebut jika dibiarkan maka kita akan mewariskan seperti Afrika yang banyak daerah tandus," kata Wapres. Menurut Wapres untuk menanami hutan diperlukan waktu 20 tahun, sementara menebangi hutan tidak sampai 20 menit, oleh karena itu diperlukan upaya kerjasama untuk melakukan penanaman hutan. Dia mengatakan upaya tersebut dilakukan dengan mengurangi penebangan menjadi satu juta hektar atau meningkatkan penanaman menjadi dua juta hektar per tahun sehingga nantinya terjadi surplus. "Butuh waktu lima tahun agar hutan kita menjadi normal, kalau tidak maka tiap tahun akan terjadi banjir dan tanah longsor," katanya. Tujuan penyelenggaraan puncak Aksi Rehabilitasi Hutan dan Lahan tingkat Nasional 2006 adalah terwujudnya gerakan moral secara nasional untuk mencegah, menanggulangi, dan memerangi degradasi hutan dan lahan dengan menggelorakan budaya menanam pohon serta pembuatan bangunan konservasi tanah dan air di DAS-DAS prioritas di Indonesia. Kegiatan tersebut sekaligus juga untuk memperingati Tahun Internasional Degradasi Lahan. Dalam acara tersebut juga dihadirkan penyanyi balada terkenal Ebiet G Ade.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006