Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) memberikan Anugerah dan Kebudayaan bagi tayangan media massa dan iklan yang berorientasi pada muatan budaya. "Setelah banyak celaan kepada media massa dan iklan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan anugerah kepada media massa dan iklan yang isinya mengandung akar budaya bangsa," kata Menbudpar, Jero Wacik, saat penyerahan Anugerah Kebudayaan untuk media massa dan iklan di Jakarta, kemarin. Dia mengatakan sejak beberapa tahun terakhir telah memperhatikan iklan-iklan yang diolah sendiri oleh anak-anak bangsa yang berbau budaya, oleh karena itu perlu diberikan penghargaan atas kreatifitas mereka. Jero Wacik mengharapkan di masa datang tayangan harus mengakar dari kebudayaan bangsa sendiri dan tidak mencontoh dari budaya asing. Penghargaan berupa Anugerah Kebudayaan 2006 tersebut dibagi menjadi tiga kategori yakni media televisi, media, cetak, dan iklan. Untuk kategori media televisi terbagi menjadi lima yaitu program sinetron yang dimenangkan oleh SCTV (Lorong Waktu 6) (SCTV), program features dimenangkan oleh Indosiar (Teropong:Wulla Po`Du), program acara anak-anak dimenangkan oleh Indosiar (Masuk TV), program variety show tidak ada unggulan dan pemenang, dan program seni pertunjukan dimenangkan oleh Pro TV Semarang (Dongeng Rakyat, Wayang Suket). Kategori media cetak terbagi empat diantaranya features yang dimenangkan oleh Heru CN dari Koran Tempo (Buku Pinjaman di Sepeda Ontel Tua), opini dimenangkan yang ketiga kalinya oleh Yacob Sumardjo (Kompas), cerpen dimenangkan olrh Yanusa Nugroho (Kompas), dan puisi dimenangkan oleh Afrizal Malna (Suara Merdeka). Kategori iklan, diberikan penghargaan kepada Bank Danamon (Bambu Runcing), dan untuk iklan layanan masyarakat Badan Narkotika Nasional (Kalau Bukan Anda Siapa).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006